
Pasuruan, BeritaTkp.com – Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Subur Makmur, Desa Belarang, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan. Pada tahun 2013 menerima bantuan dana dari pusat sebesar Rp 20 juta, masuk ke rekening Gapoktan Subur Makmur, yang diketuai H. Puriono, wakil ketua Kusnadi. Sekertaris M. Khodirin, wakil Dularip, Bendahara Agus dan wakil Tamin. Saat Wartawan BeritaTkp investigasi di wilayah Desa Belarang, ada beberapa masyarakat yang mengatakan bahwa, Gapoktan Subur Makmur Desa Belarang mati suri. Sedangkan pembangunan Lumbung pangan yang berdiri diatas tanah milik M. Khodirin, yang menjabat sebagai Sekretaris Gapoktan Subur Makmur. M. Khodirin mengatakan bahwa, Gapoktan subur Makmur saat ini Fakum, dan istri saya sendiri ditunjuk dijadikan ketua KWT, sedangkan uang bantuan yang Rp20 juta sama ketua di belikan beras di wilayah Purwosari untuk mengisi bangunan Lumbung Pangan dan saya juga tidak tau berapa kwintal beras yang telah di belinya, saya tidak menanyakan, semua catatan ada pada ketua H. Puriono, saya sendiri sebagai sekretaris tidak membawa catatan”, uangkap Khodirin.
Wartawan BeritTkp sudah dua kali mendatangi rumah H. Puriono, selaku ketua Gapoktan Subur Makmur. Akan tetapi selalu tidak ada di rumah, hanya anaknya yang menemui dan mengatakan bapak pergi. Karena belum ada jawaban dari H. Puriono, penelusuran di teruskan pada Asis selaku Kordinator Gapoktan Kecamatan Tutur. Saat wartawan BeritaTkp mengkonfirmasi tentang kejelasan mengenai kasus tersebut, Asis menjelaskan bahwa, ketuanya Gapoktan Subur Makmur H. Puriono, sekertaris masih M. Khodirin, bendahara Agus. Kalau M. Khodirin mengatakan dia sudah mengundurkan diri atau sudah fakum tidak benar, baru satu bulan kemarin ada penyuluhan dari Dinas Ketahanan Pangan dia sama saya, tidak benar itu mas, tutur Asis. ” Beras yang ada dalam Lumbung Pangan saat ini banyak dimakan kutu beras jadi tepung, alias rusak dan dibuang. Kenapa Lumbung Pangan dibangun di Desa Belarang itu karena Desa tersebut rawan pangan”. Ungkap Asis saat ditemui diruang kerjanya.
Anggaran Rp20 juta yang realisasinya tidak jelas itu, diduga menguap dengan alasan beras di makan kutu beras atau kutu beras berkaki dua, itupun kelompok tani tidak pernah diajak rapat untuk membahasnya. Sejumlah petani kecewa, karena apabila ada bantuan dari Pemerintah Pusat turun, tidak pernah ada pemberitahuan. Kami sebagai kelompok tani mempertanyakan realisasi dana ini, karena kami tahu jika dana itu sudah dicairkan, kata salah satu anggota kelompok tani. Namun tidak jelas digunakan untuk apa oleh ketua Gapoktan Subur Makmur Desa Belarang Kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan…. Bersambung (ttk)