Malang, BeritaTKP.Com – Minggu 19 Februari 2017 terjadi kejadian yang menggegerkan warga Desa Sekarbanyu, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang,warga di desa tesebut saling terlibat bacok bacokan.
Dari peristiwa tersebut mengakibatkan seorang warga bernma Gisan(50) yang selama ini dikenal selaku keamaan kampung dikabarkan kritis. Sementara Hermanto(35) dan Sugeng(30), keduanya anak Gisan juga mengalami luka bacok. Ketiga korban yang diketahui bapak dan anak ini harus menjalani perawatan di RSUD Kanjuruhan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.
Tak hanya melukai beberapa orang tersebut adu bacok yang terjadi tersebut juga melukai korban berikutnya yang bernama Yadi (54). Ia mengalami luka dibagian pelipis. Lalu Maryanto (36), kerabat dari Yadi juga megalami luka ringan. Kini kedua warga Rt 08/ Rw01 harus menjalani perawatan dirumah sakit.
Menurut cerita saksi yang mengetahui peristiwa tersebut dipicu dengan permasalahan yang sangat sepele. Dikatakan, kedua pelaku yang sama-sama terluka (Gisan dan Yadi) sore itu sama-sama menyaksikan jalannya lomba miniatur truk yang digelar setiap Minggu malam di halaman kantor desa Sekarbanyu.
Ketika bertemu Gisan pelaku Yadi menatapnya terus. Tatapan itu membuat Gisan tersinggung. Mereka sempat duel ditengah maraknya acara lomba. Selanjutnya didamaikan oleh perangkat desa. Keduanya lalu memutuskan pulang.
Sebelumnya Sekitar pukul 17.00, Yadi sedang berdiri di depan Balai Desa Sekarbanyu. Saat itu melintas Gisan, dengan mengendarai sepeda motor. Mereka lalu terlibat saling pandang. Yadi, menegur Gisan kenapa melihatnya. Mendapat teguran itu, Gisan tidak terima. Ia putar balik lalu menghampiri Yadi. Mereka lantas terlibat perang mulut hingga terjadi perkelahian. Pertengkaran berakhir setelah Kepala Desa Sekarbanyu Suwarji, melerai dan menyelesaikan permasalahan.
Selanjutnya Suwarji, meminta keduanya untuk pulang dan mengakhiri pertengkaran. Sampai di rumah Gisan, memberitahu anaknya Sugeng. Mereka yang masih tidak terima lantas mencari Yadi ke rumahnya bersama dengan beberapa temannya sembari membawa senjata tajam.
Namun yang dicari Yadi tidak ada di rumah. Saat itu Yadi pergi ke rumah Maryono, saudaranya yang ada di Desa Sumbergentong. “Ketika mengetahui Gisan dan anaknya mencari Yadi, Kades Suwarji langsung menghadangnya. Suwarji kembali meminta Gisan untuk meredam suasana dan memgakhiri permasalahan. Lantas mengantarkan bapak anak itu pulang ke rumahnya,” terang mantan Kapolsek Ampelgading ini.
Tetapi setelah Kades pulang, Sugeng yang masih penasaran dan menaruh dendam kembali mencari Yadi. Gisan yang melihat anaknya pergi, membuntuti dari belakang bersama dengan saudaranya.
Selang 30 menit kemudian, Gisan bersama kedua anaknya Sugeng dan Hermanto tiba-tiba mendatangi rumah Yadi yang berjarak hanya 1 kilo dari rumah Gisan. Masing-masing kubu langsung saling bacok. Gisan menggunakan parang, bahkan parang itu sampai putus.
Polisi dari Polsek Sumbermanjing Wetan masih berjaga-jaga di rumah kedua kubu. Hal itu dikhawatirkan adanya serangan massal dari kedua belah pihak yang bertikai. “Kami siaga satu dilokasi kejadian. Jangan sampai terjadi bentrokan yang meluas dari kejadian ini,” ungkap Kapolsek Sumbermanjing Wetan, AKP Agus Murdiantono.
Empat orang warga sekitar mengalami luka bacok setelah terlibat saling carok. Dua diantaranya adalah bapak anak. Mereka adalah Gisan, 55, serta Sugeng, 29. Keduanya ini adalah bapak anak. Lalu Yadi, 46, dan Maryono, 39, yang masih memiliki hubungan saudara. Maryono adalah warga Desa Sumbergentong. “Gisan dan anaknya yang mengalami luka bacok cukup parah di kepala dan wajahnya, dirawat di RSUD Kanjuruhan Kepanjen. Sedangkan Yadi serta Maryono, dirawat di RS Bokor Turen,” imbuh AKP Agus Murdiantono.
AKP Agus Murdiantono juga menjelaskan bahwa peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 18.00. Aksi saling serang dengan senjata tajam itu, berawal dari salah paham antara Gisan dengan Yadi. Keduanya terlibat saling pandang, Sebelumnya mereka tidak ada masalah ataupun dendam. Hanya karena saling pandang saja. Rumah mereka juga berdekatan hanya berbatasan dengan balai desa. @sul