Pecah Kemacetan Pemkot Suravaya Berwacana Bangun Jembatan Ratna

339

Surabaya, BeritaTKP.Com  – Kota surabaya sebagai ibu kota jawa timur sudah sewajarnya apabila menjadi kota terpadat di jawa timur, kepadatan penduduk dan kemacetan sudah menjadi hal sewajarnya di ibu kota untuk itu untuk memecah kepadatan lalu lintas yang kerap terjadi di jalur tengah kota, Pemkot Surabaya berencana membangun Jembatan Ratna.

Namun, wacana pemerintah kota surabaya tersebut harus sedikit tersendat lantaran terkendala 1 rumah yang tidak mau dibongkar, rencananya Jembatan Ratna ini nantinya akan menyambungkan Jalan Ngagel dengan Jalan Darmo Kali dan Jalan Bengawan.

Erna Purnawati selaku Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Surabaya mengujarkan bahwa Jalan perkotaan kan harus jejaring dan Jembatan Ratna ini merupakan jaringan jalan yang menghubungkan wilayah timur dan barat.

Untuk membangun jembatan ini, Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) akan membongkar 6 persil. Dari jumlah itu terkendala 1 rumah yang yang enggan dibongkar. 1 Persil yang enggan dibongkar yakni sebuah cafe Om Kopi Om yang ditempati Nurlena. “Total ada 6 persil sudah dibongkar semua tinggal bu Nurlena,” ujar Erna Purnawati.

Ia menambahkan pihaknya sudah memberi tawaran pada Nurlena yang menempati lahan sempadan rusun dengan fasilitas setahun gratis tapi tetap ditolak. “Bahkan anak laki-lakinya kita jadikan satgas pematusan juga tetap ditolak dan tidak mau pindah,” ujar dia.

Tak hanya itu, Nurlena kata Erna sempat melayangkan surat protes ke Presiden dengan alasan tidak pernah mendapat ganti rugi. “Padahal 1995 bu Nurlena sudah mendapat ganti rugi atas bangunan dari pemerintah pusat sebesar Rp 92,5 Juta. Ditambah adanya surat pernyataan siap meninggalkan tanah negara jika sewaktu waktu dibutuhkan negara, surat itu ditandatangani pada 2009 dan semua itu diakui bu Nurlena mulai menerima ganti rugi dan surat pernyataan tapi tetap tidak mau pindah,” ungkap Erna. @wahyu