Surabaya, BeritaTKP.Com – Dua mei menjadi hari peringatan pendidikan nasioal bagi para pelajar di indonesia, namun sayangnya di hari yang sangat spesial di dunia pendidikan tersebut terselip kabar buruk, lagi lagi praktik prostitusi pelajar melalui media sosial (Medsos) terbongkar di Surabaya dan kabar ini seakan akan menjadi tamparan bagi dunia pendidikan di Jawa Timur hal ini dikarenakan prostitusi online ini menawarkan layanan seksual dari para pelajar siswi SMP dan SMA.
Menurut informasi para pelajar pelayan seksual tersebut tak hanya di jajakan di wilayah kota surabaya, para pelajar tersebut juga di jajakan di wilayah lain yakni Malang, Kediri dan Mojokerto, kasus ini berhasil di ungkap oleh Polda Jawa Timur, dan ternyata Prostitusi ini dijalankan melalui grup Facebook “Lendir” atau SI alias Apunk Kumel (28) asal Jombang sebagai admin grup Facebook tersebut juga diamankan penyidik unit III Subdit IV Ditreskrimum Polda Jawa Timur.
Dan di grup inilah banyak dipasang puluhan foto cewek yang bisa diajak kencan dengan imbalan sejumlah uang dan untuk wanita yang dijajakan kebanyakan masih di bawah umur dan masih duduk di bangku SMP dan SMA.
“Rata-rata yang ditawarkan dalam foto ke pria hidung belang itu ke media sosial dalam grup ini masih pelajar SMA. Karena terlihat foto di dalam media sosial facebook, gadisnya masih menggunakan seragam sekolah,” ungkap Kombes Pol Frans Barung Mangera selaku Kabid Humas Polda Jatim.
Ia juga mengujarkan bahwasanya selain pelajar SMA, kalangan mahasiswa juga ditawarkan ke pria hidung belang bahkan ada perempuan dewasa yang oleh tersangka dijuluki Mamud alias Mamah Muda diketahui Sedang jaringan ini telah beroperasi selama tiga bulan dan yang ingin menjadi konsumen atau memesan cewek harus masuk di grup Lendir.
Dalam grup itu, tersangka juga mencantumkan kontak BBM sehingga konsumen yang ingin memesan diminta tersangka untuk menyampaikan pesan melalui kontak BBM itu, tersangka Apunk juga sering melakukan broadcast pesan ke BBM milik konsumen yang ada di kontaknya untuk memberitahu jadwal booking.
“Tarif yang ditawarkan tersangka ke pria hidung belang ini mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 2 juta. Semuanya tergantung dari selera pria hidung belang itu menginginkan gadisnya itu SMA atau mahasiswa. Tersangka mengambil keuntungan mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp1 juta,” ujar Frans Barung Mangera.
Hingga sekitar sepekan dipantau polisi, ada seorang konsumen minta dicarikan cewek berstatus siswi SMA untuk diajak kencan di Surabaya. Dalam kontak via BBM itu, tersangka menyanggupi, tapi tersangka membanderol Rp 1,2 juta dalam sekali kencan dan tersangka akhirnya menjemput remaja berinisial EEL (16) di Kediri yang kemudian dibawanya ke sebuah hotel di Mojokerto, di hotel itulah, EEL diminta masuk kamar dan menunggu kedatangan seorang pelanggan.
Sementara EEL menanti pria yang akan menggunakan layanannya, tersangka pergi menjemput seorang perempuan dewasa lainnya yang berinisial SA untuk diajak bertemu dengan seorang pelanggan. Perempuan kedua ini ‘dibandrol’ dengan tarif Rp 700 ribu sekali kencan dan dari dua perempuan itu, tersangka mendapat uang Rp 500 ribu, menurut rinciannya, Rp 200 ribu dari EEL dan Rp 300 ribu dari SA.
Hingga akgirnya petugas berhasil membekuk pelaku yang di duga sebagai mucikari dalam hal ini ditangkap di parkiran hotel saat meninggalkan korban di kamar hotel. Kasubdit IV Ditreskrimum Polda Jatim, AKBP Rama S Putra menjelaskan, untuk menjaring cewek yang akan ditawarkan, tersangka menyebar informasi kerja sampingan yang menjanjikan imbalan uang secara instan. “Job tambahannya, ya, bisa BO (booking out) itu,” ungkapnya.
Sesuai pengakuan tersangka, SI menjadi papi online sekitar tiga bulan ini. Operasi tersangka lintas daerah, di antaranya Surabaya, Malang, Kediri, dan Mojokerto.Dalam kasus ini, tersangka dijerat Pasal 76 huruf i dan Pasal 88 Undang-undang Perlindungan Anak. Tersangka juga dijerat Pasal 296 dan atau Pasal 506 KUHP. @jep