Sidoarjo, BeritaTKP.Com – Rahmat Rizki Fauzi (23) mendapat imbasnya karna menjadi pengedar narkoba. Warga Mentikan, Prajurit Kulon, Mojokerto, tersebut di tangkap oleh Satreskoba Polresta Sidoarjo. Saat pemuda itu sedang tidur siang di rumahnya.
Kasatreskoba Polresta Sidoarjo Kompol Sugeng Purwanto menegaskan, penangkapan tersebut adalah hasil pengembangan dari kasus sebelumnya. Yakni sehari sebelumnya, petugas menangkap Refi Juni Andrian Arifianto yang masih berstatus pelajar SMA. Dari pengakuannya, akhirnya kami dapat mengetahui dimana pemasoknya tinggal.
Sesaat setelah diamankan oleh Kasatreskoba, Refi mengaku sabu-sabu (SS) yang dijualnya didapat dari Rahmat Rizki Fauzi. Meski sudah mengantongi identitas target barunya, polisi tidak dapat segera menangkapnya. karna, pengedar yang hendak diciduk tersebut diketahui tidak ada di rumah. Akhirnya kami menyebarkan anggota untuk mencari informasi di sekitar tempat tinggalnya.
Akhirnya upaya itu berhasil. Esok harinya anggota kami mendapat kabar bahwa Rahmat telah pulang di rumahnya. Beberapa polisi berpakaian preman kemudian bergegas ke rumahnya untuk melakukan penggerebekan. Mobil yang ditumpangi polisi tiba di lokasi sekitar pukul 15.00.
Penangkapan tersebut tidak menemui halangan sama sekali. Rahmat yang tengah diincar ternyata sedang tertidur pulas pada saat itu. Anak ketiga dari lima bersaudara tersebut tidak kuasa berkelit ketika petugas menggeledah kamarnya. dan ditemukan lima poket sabu-sabu dengan berat keseluruhan 7,62 gram, barang terlarang itu disimpan di dalam bungkus rokok. Dan, disembunyikan di tumpukan baju di dalam lemari.
Di hadapan penyidik, Rahmat mengaku bahwa narkoba berbentuk serbuk kristal tersebut dibeli dari pria berinisial KI. Rahmat mengaku tidak tahu tempat tinggal bandarnya. “Minimal beli 10 gram dalam setiap transaksi. Harga setiap gramnya Rp 1,4 juta. Dia mengambil keuntungan Rp 100 ribu per satu gram yang terjual,
Sugeng menegaskan, pengembangan perkara adalah hal yang wajib dilakukan setiap mengamankan pelaku narkoba. Dengan begitu, upaya mempersempit ruang gerak peredaran narkoba dapat berjalan maksimal. “Bagaimanapun pasti bisa dikembangkan asal optimis, tidak gampang menyerah,” kata perwira polisi dengan satu melati di pundak itu.@trio