RSUD dr Soetomo Terapkan Sistem Rujukan Baru

543

WP_20151128_076Surabaya, BeritaTkp.com – Untuk memperbaiki sistim rujukan pasien, RSU dr Soetomo Surabaya menerapkan penerimaan pasien sesuai dengan tipe dan levelnya, yakni Tipe A Level 3.Kepala Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSU dr Soetomo Surabaya, dr Urip Murtedjo mengatakan, sesuia dengan aturan baru BPJS Kesehatan sejak bulan Juli BPJS menetapkan rumah sakit dengan Tipe A hanya menerima pasien Level 3. Dengan kata lain, pasien yang terindikasi penyakit sub spesialis yang dirujuk ke Soetomo.

Menurutnya, pasien Level 3 adalah pasien dengan indikasi penyakit sub spesialis, dengan rincian bedah kepala leher, bedah hand and surgery, bedah spain injuri, bedah saraf tumor, bedah anak kembar siam, dan lain sebagainya.
“Ada 40 sub spesialis yang diterima di sini. Kalau seperti luka trauma (kecelakaan) tetap kami terima. Karena kami tidak boleh menolak pasien. Tidak ada larangan selain Level 3 tapi sebagai pasien umum,” imbuhnya.
Plt RSU dr Soetomo Surabaya Harsono mengungkapkan, dengan adanya sistim rujukan berjenjang akan mengurangi pasien yang membludak di RSU dr Soetomo. “Karena RSU dr Soetomo ini rujukan tersier, paling tinggi, ya tidak serta-merta semua bisa masuk sini. Harus sesuai dengan rujukan dari bawah. Kalau tidak begitu kan membludak nanti,” jelasnya.

Pihaknya kembali meminta agar rumah sakit tipe B dan C untuk serius memberikan pelayanan pasien BPJS Kesehatan. Permintaan ini untuk mengurangi tingginya jumlah pasien yang ditangani rumah sakit rujukan Indonesia Timur ini.
Dia mengatakan, sampai saat ini banyak pasien yang berobat ke RSU dr Soetomo tanpa melalui rujukan yang benar. Banyaknya pasien yang berobat ke RSU dr Soetomo lantaran masyarakat masih menganggap dokter dan peralatan medis Soetomo lebih baik daripada rumah sakit lain. “Untuk dokter dan peralatan medis Soetomo sudah tidak diragukan lagi karena sebagai rumah sakit terakreditasi paripurna Soetomo memang memiliki kelebihan daripada rumah sakit lain,” ucapnya,

Menurutnya, sistem rujukan yang tidak berjalan dengan baik menyebabkan rumah sakit rujukan terbesar di Indonesia bagian timur ini selalu membludak oleh pasien. “Kita ingin ada komitmen bersama dengan rumah sakit tipe B dan C untuk masalah rujukan, karena jika komitmen ini dilanggar maka masalah membludaknya pasien akan tetap terjadi di Soetomo,” tuturnya.
Dikatakannya, dengan sistem JKN yang telah berjalan hampir 2 tahun ini diharapkan rumah sakit lebih selektif dalam memberikan rujukan ke rumah sakit Soetomo. Rumah sakit harus benar-benar merujuk pasien yang memiliki penyakit yang kronis dan berbahaya. Jika ada pasien yang menderita penyakit sedang dan tidak bahaya diharapkan rumah sakit memberikan perawatan. “Tidak bisa serta merta rumah sakit merujuk ke rumah sakit di atasnya, jika rumah sakit tersebut mampu maka harus mengatasinya,” pungkasnya ( NINIK )