Sulawesi Utara, BeritaTKP.com – Sebuah video viral seorang siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Khairat Boroko, di Kabupaten Bolaang Mongodow Utara (Bolmut), Sulawesi Utara, yang dikeroyok oleh sejumlah rekannya. Siswa malang tersebut pasrah saat dianiaya karena menolak untuk memberikan uang kepada rekannya.
Dalam video viral yang beredar di media sosial, tampak seorang siswa yang ditendang hingga diinjak oleh 4 rekannya yang mengenakan seragam Pramuka. Pengunggah video di media sosial mengungkap sebab siswa malang itu dikeroyok.
“Minta tolong untuk guru-guru di MTs Al -Khairaat Boroko perhatikan ini murid-murid dulu yang bapukul kita ade (mereka pukul adik saya), tindaki akang dulu (tolong ditindak),” tulis keterag di akun Facebook bernama Fira Lasipu.
“Dengan untuk dia pe orang tua ini anak-anak yang bapukul adik saya (untuk orang tua siswa yang keroyok), tolong sekali ngoni (kalian) didik baik-baik anak kalian. Kita pe ade setiap pulang sekolah ba lapor ini anak – anak jaga ba pukul karena nd ja kase doi kong dorang malendong (adik saya setiap pulang sekolah sering lapor, karena tidak memberikan uang dia dipukul),” tambah dia.
Terkait kejadian itu, Kepala MTs Al-Khairaat Boroko Rikson Mokodompis menjelaskan duduk masalah dari video yang viral itu. Menurut dia, peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu (20/11) lalu, tapi telah diselesaikan secara kekeluargaan.
“Anak-anak hanya ja baku gara (hanya bercanda) yang lain cuman pele (menengarai). Tapi karena berkaus warna biru sudah menyerang ke dua orang yang pele (menengarai) sudah kena pukul, jadi dia balas,” kata Rikson.
Rikson menjelaskan tidak ada kasus pemalakan atau permintaan uang terhadap korban. Setelah kejadian itu, pihak sekolah telah melakukan penyelidikan.
“Dibilang minta uang sebenarnya tidak. Saya sudah BAP satu per satu tidak ada. Ada lima orang, korban juga sudah. Kami undang ulang anak-anak tersebut untuk diperiksa satu per satu, lalu undangan untuk orang tua,” tuturnya.
Setelah video viral itu, pihak sekolah lantas memanggil para siswa guna melakukan penelusuran. Para pihak terkait telah diundang untuk memberikan keterangan.
“Ini saya kemarin karena ketika kejadian sudah viral, kami dari guru turun mengunjungi semua siswa yang menyaksikan. Termasuk orang tua juga kami kunjungi. Ada juga orang tua yang belum tahu kami perlihatkan,” tuturnya.
Dia pun berharap insiden tersebut tidak akan terulang lagi dikemudian hari. Menurutnya, karena akan berdampak pada masa depan anak-anak.
“Kekerasan seperti ini tidak dibenarkan terjadi. Kami akan berupaya, karena ini masuk dalam binaannya kami. Saya berpikir pihak-pihak yang punya hak untuk bisa tidak tampil kepada anak,” pungkasnya. (RED)