Subang, BeritaTKP.com – Aksi sekelompok pemuda yang membentangkan spanduk bertuliskan “Selamatkan Persikas” saat berlangsungnya acara Nganjang ka Warga di Desa Sukamandijaya, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang, Kamis (29/5), berujung pada diamankannya 20 orang suporter oleh pihak kepolisian.
Setelah menjalani proses pemeriksaan dan pendataan, seluruh suporter tersebut telah dipulangkan ke orang tua masing-masing dalam keadaan aman.
Kejadian bermula ketika Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menghadiri edisi kesembilan dari kegiatan Nganjang ka Warga, sebuah program tatap muka langsung antara kepala daerah dan masyarakat sebagai bagian dari rangkaian Festival Layanan Publik dan Hiburan Khas Jawa Barat. Acara yang berlangsung di lapangan terbuka itu awalnya berjalan dengan lancar dan penuh antusiasme.
Semula acara berjalan lancar dan diwarnai candaan. Namun, suasana berubah ketika sekelompok pemuda yang hadir di lokasi acara secara tiba-tiba membentangkan spanduk protes bertuliskan “Selamatkan Persikas”.
Spanduk tersebut menjadi simbol penolakan terhadap isu yang berkembang di kalangan masyarakat Subang terkait rencana akuisisi klub sepak bola kebanggaan daerah, Persikas (Perserikatan Sepakbola Indonesia Kabupaten Subang), oleh pihak luar.
Aksi tersebut kontan menarik perhatian seluruh peserta acara dan memicu kegaduhan. Gubernur Dedi Mulyadi yang masih berada di atas panggung langsung menanggapi aksi itu dengan nada tegas, meminta agar spanduk segera diturunkan demi menjaga ketertiban acara.
Petugas kepolisian yang berada di lokasi kemudian mengamankan para pemuda yang terlibat untuk dimintai keterangan. Mereka kemudian dibawa ke Polsek Ciasem guna menjalani pemeriksaan awal.
Kapolres Subang AKBP Ariek Indra Sentanu, melalui Kasat Reskrim Polres Subang AKP Bagus Panuntun, menjelaskan bahwa langkah pengamanan dilakukan untuk memastikan situasi tetap kondusif serta menghindari potensi konflik lebih lanjut.
“Sebagian dari mereka langsung dipulangkan malam itu juga setelah dimintai keterangan. Namun ada beberapa yang harus kembali diperiksa keesokan harinya karena pemeriksaan belum selesai, dan ada pula yang orang tuanya sulit dihubungi,” kata AKP Bagus dalam keterangannya kepada awak media
Ia menjelaskan bahwa untuk memperlancar proses, Tim Jatanras Polres Subang melakukan penjemputan terhadap para suporter yang belum kembali hadir ke kantor polisi. Mereka dibawa ke Mapolres Subang guna menyelesaikan pendataan.
“Setelah semua proses selesai, seluruhnya sudah dipulangkan ke orang tua masing-masing. Prosesnya kami lakukan secara persuasif dan humanis,” imbuhnya.
AKP Bagus juga menegaskan bahwa tidak ada unsur kekerasan atau paksaan dalam penanganan peristiwa tersebut. Semua pihak diajak berdialog, termasuk dengan orang tua para suporter, guna mencari penyelesaian yang bijak.
Aksi para suporter Persikas itu dipicu oleh kekhawatiran akan masa depan klub sepak bola kebanggaan Kabupaten Subang. Isu mengenai kemungkinan akuisisi Persikas oleh pihak luar telah memicu keresahan di kalangan pecinta bola lokal. Mereka mengkhawatirkan identitas dan jati diri klub yang telah lama menjadi bagian dari sejarah dan budaya olahraga daerah akan tergerus oleh kepentingan bisnis.
Meski belum ada pernyataan resmi terkait rencana akuisisi tersebut, berbagai forum diskusi daring dan luring di kalangan masyarakat Subang menunjukkan bahwa isu ini menjadi perhatian serius. Aksi bentangan spanduk pada acara gubernur menjadi salah satu bentuk penyampaian aspirasi secara langsung di hadapan pemimpin daerah. (æ/red)