JEMBER, BeritaTKP.Com – Bupati Jember Hendy Siswanto mengatakan bahwa, ekonomi tetap harus berjalan bersamaan dengan penanganan kasus COVID-19. Dua hal tersebut harus disikapi dan ditangani secara bersama-sama, dan direalisasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Jember, Jawa Timur, Tahun Anggaran 2021 menjadi salah satu kuncinya.

Bupati Jember Hendy Siswanto.

“Pertumbuhaan sektor ekonomi nasional sudah ditargetkan tujuh persen pada kuartal kedua. Bapak Presiden mencanangkan kepada kita semua untuk segera merealisasikan sesuai dengan anggaran yang ada,” kata Hendy, dalam pengarahan kepada semua organisasi perangkat daerah (OPD), Senin (21/6/2021).

Hendy mengatakan, bahwa realisasi anggaran setiap bulan semestinya harus merata. “Setiap bulan ada penyerapan sesuai schedule. Jangan sampai anggaran ini tidak segera direalisasikan. Jika dibulan Oktober, November, Desember mendatang mulai ngebut karena tak terserap anggarannya, APBD tidak ada fungsinya,” katanya.

APBD akan jadi pengungkit perekonomian di Jember jika direalisasikan setiap bulan sesuai jadwal yang sudah disepakati secara bersama. “Kalau itu dilakukan, maka kita bisa mengukur berapa pertumbuhan ekonomi kita. Pasar akan mulai bergerak, jual beli akan mulai berjalan semua, apabila seluruh OPD yang ada, camat, dan kades melaksanakan sesuai perencanaan yang sudah kita sepakati bersama,” kata Hendy.

Ekonomi akan bangkit, jika penanganan COVID-19 baik. “Sehingga menimbulkan rasa percaya diri pada masyarakluas untuk melakukan konsumsi yang dampaknya bisa meningkatkan daya beli,” kata Hendy.

Hendy menegaskan, bahwa bidang ekonomi dan kesehatan harus berkolaborasi. “Dua-duanya harus seimbang, karena dua-duanya akan berdampak pada efek utama penanganan COVID-19. Efek domino COVID-19 ada pada masalah kemanusiaan, sosial, keamanan, dan politik. Jadi solusinya perlu gas dan rem yang seimbang dalam penanganan kasus COVID-19,” katanya.

Menurut Hendy, pemerintah daerah adalah pihak yang tahu kapan saatnya untuk menginjak pedal gas dan menekan pedal rem. “Ekonomi digas kalau angka penyebaran Covid menurun. Bagaimana ekonomi segera tumbuh. Pasar bergerak cepat. Tapi begitu terjadi lonjakan Covid, kita rem ekonominya,” katanya.

“Gas dan rem ini jangan diartikan kita ngegas terus di lapangan,” kata Hendy. Pemangku kebijakan di kecamatan dan desa maupun OPD harus mempertimbangkan zona COVID-19 yang ada di lapangan.

“Ngegas juga harus hati-hati, dengan remnya harus beriringan,” katanya. Protokol kesehatan adalah rem yang harus diperhatikan oleh semua pihak. [AES/RED]