Surabaya, BeritaTKP – Garda Mencegah Dan Mengobati (GMDM ) DPD Provinsi Jawa Timur Dan DPW Kota Surabaya , Dalam rangka    memperingati Hari AIDS Sedunia yang jatuh pada tanggal 1 Desember diperingati untuk menumbuhkan kesadaran terhadap wabah AIDS di seluruh dunia yang disebabkan oleh penyebaran virus HIV.

Simbol Pita Merah digunakan secara internasional untuk melambangkan perang terhadap AIDS.

Konsep ini digagas rutin setiap tahun,   Program-program untuk Pencegahan AIDS . Sejak saat Tahun 2017 GMDM ada di Surabaya Jawa Timur itu,  mulai diperingati oleh pihak GMDM DPD Maupun DPW Kota / Kabupaten  Se Jawa Timur.

Tahun ini, Hari AIDS Sedunia jatuh pada hari im, Rabu (01/12/2021). Melansir who.int, tema Hari Aids Sedunia tahun ini adalah “Akhiri ketimpangan, Akhiri AIDS”. Fokus WHO dalam tema Hari Aids Sedunia tahun ini adalah menyoroti ketidaksetaraan yang berkembang dalam akses menuju layanan penting HIV.

Hadir dalam peringatan Ketua GMDM DPD Provinsi Jawa Timur Yayuk Sri Wahyuningsih.ST, Ketua DPW Kota Surabaya Gatot Suhendro, Sekretaris DPD Provinsi Jawa Timur Suprihartiningsih.SH.MH dan Bekti Sanyoto, beserta jajaran pengurus serta DPKC / DPKL Se Kota Surabaya, dengan berbagi kasih sesama dengan memberikan setangkai mawa merah, Stiker dan masker di area Taman Bungkul dan lampu merah Jl.raya Darmo Surabaya dengan sasaran Penyapu Jalan, Tukang Parkir , Pejalan kaki, pengendara sepeda motor/ mobil yang berada dilampu merah.

Sekilas kami sedikit memberikan Pengertian HIV dan AIDS, HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Jika makin banyak sel CD4 yang hancur, daya tahan tubuh akan makin melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit.

HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). AIDS adalah stadium akhir dari infeksi HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.

Penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh penderita, seperti darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, serta ASI. Perlu diketahui, HIV tidak menular melalui udara, air, keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk, atau sentuhan fisik.

HIV adalah penyakit seumur hidup. Dengan kata lain, virus HIV akan menetap di dalam tubuh penderita seumur hidupnya. Meski belum ada metode pengobatan untuk mengatasi HIV, tetapi ada obat yang bisa memperlambat perkembangan penyakit ini dan dapat meningkatkan harapan hidup penderita.

HIV dan AIDS di Indonesia

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI tahun 2019, terdapat lebih dari 50.000 kasus infeksi HIV di Indonesia. Dari jumlah tersebut, kasus HIV paling sering terjadi pada heteroseksual, diikuti lelaki seks lelaki (LSL) atau homoseksual, pengguna NAPZA suntik (penasun), dan pekerja seks.

Sementara itu, jumlah penderita AIDS di Indonesia cenderung meningkat. Di tahun 2019, tercatat ada lebih dari 7.000 penderita AIDS dengan angka kematian mencapai lebih dari 600 orang.

Akan tetapi, dari tahun 2005 hingga 2019, angka kematian akibat AIDS di Indonesia terus mengalami penurunan. Hal ini menandakan pengobatan di Indonesia berhasil menurunkan angka kematian akibat AIDS.

Gejala HIV dan AIDS

Kebanyakan penderita mengalami flu ringan pada 2–6 minggu setelah terinfeksi HIV. Flu bisa disertai dengan gejala lain dan dapat bertahan selama 1–2 minggu. Setelah flu membaik, gejala lain mungkin tidak akan terlihat selama bertahun-tahun meski virus HIV terus merusak kekebalan tubuh penderitanya, sampai HIV berkembang ke stadium lanjut menjadi AIDS.

Pada kebanyakan kasus, seseorang baru mengetahui bahwa dirinya terserang HIV setelah memeriksakan diri ke dokter akibat terkena penyakit parah yang disebabkan oleh melemahnya daya tahan tubuh. Penyakit parah yang dimaksud antara lain diare kronis, pneumonia, atau toksoplasmosis otak.

Penyebab dan Faktor Risiko HIV dan AIDS

Penyakit HIV disebabkan oleh human immunodeficiency virus atau HIV, sesuai dengan nama penyakitnya. Bila tidak diobati, HIV dapat makin memburuk dan berkembang menjadi AIDS.

Penularan HIV dapat terjadi melalui hubungan seks vaginal atau anal, penggunaan jarum suntik, dan transfusi darah. Meskipun jarang, HIV juga dapat menular dari ibu ke anak selama masa kehamilan, melahirkan, dan menyusui.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penularan adalah sebagai berikut:

Berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan dan tanpa menggunakan pengaman

Menggunakan jarum suntik bersama-sama

Melakukan pekerjaan yang melibatkan kontak dengan cairan tubuh manusia tanpa menggunakan alat pengaman diri yang cukup

Lakukan konsultasi ke dokter bila Anda menduga telah terpapar HIV melalui cara-cara di atas, terutama jika mengalami gejala flu dalam kurun waktu 2–6 minggu setelahnya.

Pengobatan HIV dan AIDS

Penderita yang telah terdiagnosis HIV harus segera mendapatkan pengobatan berupa terapi antiretroviral (ARV). ARV bekerja mencegah virus HIV bertambah banyak sehingga tidak menyerang sistem kekebalan tubuh.

Pencegahan HIV dan AIDS, Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari dan meminimalkan penularan HIV:

  • Tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah
  • Tidak berganti-ganti pasangan seksual
  • Menggunakan kondom saat berhubungan seksual
  • Menghindari penggunaan narkoba, terutama jenis suntik

Mendapatkan informasi yang benar terkait HIV, cara penularan, pencegahan, dan pengobatannya, terutama bagi anak remaja. (Rifai)