Malang, BeritaTKP.com – Beredarnya video penganiayaan terhadap seorang pelajar di Malang sempat membuat sosial media ramai.

Dalam video yang berdurasi 2.29 menit tersebut terlihat korban tergeletak dan di sampingnya ada cewek lain yang menendang kepalanya.

Pelaku bahkan memukulkan alas kaki ke kepala korban hingga pelajar wanita itu tersungkur beberapa kali. Kaki korban kemudian mendapat sundutan rokok dari para penganiaya.

Mereka terlihat senang dan melompat-lompat kegirangan ketika melakukan penganiayaan tersebut.

Tidak berhenti sampai di situ, korban juga dipaksa membuka roknya agar dapat di foto oleh mereka. Namun, korban berusaha mempertahankan rok-nya dan terus meminta ampun tapi tetap tidak dihiraukan oleh para pelaku dan terus melakukan penganiayaan.

Seorang pelajar wanita yang dianiaya dan dikeroyok oleh sejumlah wanita dan pria di Kota Malang tersebut adalah korban pencabulan.

Hal Itu disampaikan oleh kuasa hukum korban bullying, Do Merda Al Romdhoni dan Leo A Permana. Mereka mengatakan bahwa dugaan kuat korban dianiaya karena akibat dari akal licik pelaku utama seorang pria yang mencabulinya.

Permasalahan tersebut berawal dari terduga pelaku pria dewasa yang memperdaya korban untuk datang ke rumahnya di kawasan Teluk Grajakan pada Kamis (18/11/2021) lalu.

“Itu terjadi siang hari, sekitar pukul 10.00 WIB. Pelaku pria diduga mencabuli korban,” terangnya, Senin (22/11/2021).

Namun perbuatan pria itu diketahui oleh istrinya yang kemudian membuatnya marah. Sekitar pukul 15.00 WIB di hari yang sama, pelaku mengirim 8 remaja yang merupakan tetangga sekitar panti asuhan untuk menjemput korban.

“Jadi setelah dia ketahuan istrinya, pelaku pria memiliki alibi bahwa dia digoda oleh korban. Hal itulah yang membuat istrinya emosi lalu mengajak rekan-rekannya yang berjumlah sekitar 8 orang membawanya ke lapangan. Kemudian penganiayaan itu pun terjadi,” bebernya.

“Korban masih berusia 13 tahun dan kini kelas 6 di SD swasta. Korban adalah penghuni salah satu panti asuhan di Kota Malang. Korban sehari-hari tinggal di panti asuhan karena memang orangtuanya kurang mampu. Ibunya pun bekerja menjadi asisten rumah tangga dan bapaknya ODGJ,” imbuhnya.

Korban yang mendapat penganiayaan secara beramai-ramai oleh pelaku itu sekarang dalam kondisi trauma berat.

Saat ini, korban tidak mau ditemui oleh siapapun karena setiap melihat orang lain terlebih yang tidak dikenal, korban mengalami ketakutan.

(k/red)