Surabaya, BeritaTKP.com – Seorang pria berinisial MIF (25) ditemukan tewas di dalam selokan seberang depan bangunan SMPN 28 Surabaya, Jalan Raya Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya, pada Kamis (30/3/2023) kemarin pagi.
Berdasarkan informasi yang ada, tubuh korban ditemukan pertama kali oleh Santi, warga Lembah Harapan, Lidah Wetan, sekitar pukul 07.00 WIB. “Pengakuan saksi, mayat itu diketahui ketika sedang mengantarkan anaknya ke sekolah pukul 07.00 WIB,” kata Petugas Command Center Surabaya, Awang Dhani, Kamis (30/3/2023) kemarin.
Kala itu, wanita berusia 33 tahun tersebut melihat mayat pria di dalam selokan Jalan Raya Lidah Wetan. Lantaran takut, Santi kemudian meminta bantuan warga sekitar. “(Saksi) tidak sengaja menemukan korban diselokan dengan posisi tertelungkup, selanjutnya saksi melaporkannya dengan menghubungi 112,” jelasnya.
Tak lama, petugas BPBD Surabaya datang ke lokasi mayat tersebut. Petugas langsung melakukan pemeriksaan sementara dan mengevakuasinya. “Mayat langsung dievakuasi ke kamar jenazah RSUD dr Soetomo didampingi pihak keluarga,” katanya.
Lebih jelasnya, kondisi korban pada saat itu, bagian kepalanya separuh terbenam dalam air dangkal di dalam selokan. Sedangkan posisi kedua kakinya berada di atas, tersangkut bebatuan pada dinding parit sedalam 1,5 meter.
Salah satu saksi mata lain bernama Jurri mengatakan, korban ternyata merupakan warga yang tinggal mengontrak bersama kedua orangtuanya di Jalan Lidah Wetan Gang 1, Kota Surabaya. Korban selama ini dikenal sebagai pencari kayu kering sisa yang teronggok di jalanan sekitar kawasan Kelurahan Lidah Wetan.
Berdasarkan keterangan dari pihak anggota keluarga korban, Jurri mengatakan, korban diduga kuta terjatuh di dalam parit tersebut, akibat penyakit epilepsinya kambuh. Korban diketahui telah mengidap penyakit tersebut sejak usianya menginjak 13 tahun atau sedang menempuh pendidikan SMP.
Bahkan hingga sampai saat ini, korban masih menjalani terapi dan mengkonsumsi obat secara rutin hampir setiap hari. “(Dugaannya) ibunya bilang, sakit ayan. Obatnya belum habis katanya. Iya masih konsumsi obat sejak SMP kelas 2 (sekitar 13-14 tahun),” jelasnya. (Din/RED)