JEMBER,BeritaTKP.Com-Sebanyak 71 orang yang telah melakukan tes swab di SMK Negeri 6, Kecamatan Tanggul, Kabupaten Jember, Jawa Timur 18 diantaranya telah terkonfirmasi positif Covid-19. Jumlah kasus di Jember kasus terkonfirmasi Covid-19 semakin bertambah.

Data terakhir pada Minggu (13/6/2021), ada tambahan sebanyak 22 kasus terkonfirmasi positif Covid-19, sehingga totalnya menjadi  69 kasus aktif. Sebanyak tujuh orang pasien telah dirawat di rumah sakit dan 62 orang melakukan  isolasi mandiri dikediaman masing-masing. Sementara pasien sembuh bertambah lima orang. Sejak awal pandemi hingga sekarang, total ada sebanyak  7.108 kasus terkonfirmasi positif di Jember.

Tambahan kasus positif Covid-19 berasal dari hasil tes swab di SMKN 6 Tanggul. Ada 107 orang yang menjalani tes swab, setelah ada salah satu guru dinyatakan positif Covid-19 dan akhirnya meninggal dunia. Setelah  hasil tes swab antigen keluar sebanyak  71 orang sudah dirilis. Tinggal 36 orang lagi yang belum dirilis hasilnya.

Kepala Dinas Kesehatan Wiwik Supartiwi saat menyampaikan edukasi.

“Dari 71 orang yang sudah diswab kemarin, ditemukan 18 orang yang positif terkonfirmasi Covid-19. Sebanyak 16 orang tinggal di Jember dan dua orang tinggal di Kabupaten Lumajang, yang berasal dari guru dan lingkungan SMKN 6 Tanggul,” kata Kepala Dinas Kesehatan Jember Wiwik Supartiwi.

Sebanyak 18 orang itu saat ini sedang menjalani isolasi mandiri dirumah masing-masing. Selain itu, pelacakan atau tracing terus dilakukan terhadap keluarga mereka. “Kami memberikan edukasi dan terapi kalau ada keluhan. Kemudian juga melakukan gerakan siaran keliling untuk memberikan edukasi kepada warga  bersama tim satgas Covid kecamatan, yang saat ini dilakukan untuk lingkungan sekitar, diawali terutama dari daerah zona oranye. Kami himbau kepada masyarakat agar tidak lengah untuk tetap mematuhi protokol kesehatan,” kata Wiwik.

Tim medis terus mengamati perkembangan klinis terhadap kasus-kasus orang tanpa gejala. “Kami edukasi, bila ada mendekati rasa tidak nyaman atau keluhan, segera mau dilakukan terapi atau rujukan kerumah sakit,” kata Wiwik.

Wiwik tak ingin ada keterlambatan penanganan. Saat ada gejala anosmia, semula salah satu guru SMKN 6 Tanggul tidak bersedia segera dirujuk ke rumah sakit. Belakangan setelah merasakan ketidaknyamanan, dia bersedia dirujuk, namun kondisinya sudah tidak tertolong dan akhirnya wafat.

Dinas Kesehatan sering melakukan pendekatan kepada keluarga pasien terkonfirmasi positif yang tidak mau dirujuk. Pasien yang menjalani isolasi mandiri diminta membatasi mobilisasi dan menjauhi kerumunan. “Benar-benar melakukan isolasi mandiri,” kata Wiwik.

Selain itu kampanye soal protokol kesehatan kembali digencarkan. “Jangan merasa karena sudah vaksin, dalam melakukan aktivitas mereka tidak patuh. Itu yang harus tetap diingatkan,” kata Wiwik. [AES/RED]