Teknologi Bisa Buat Bangsa Naik Kelas Sebut Sri Mulyani

217

Berita-TKP.Com Teknologi memiliki peran vital kepada perkembangan ekonomi suatu negara. Bahkan, teknologi bisa membantu suatu negara untuk naik kelas,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani .

“Cepatnya transformasi teknologi bisa mempengaruhi dan meningkatkan performa ekonomi melalui produktivitas, efisiensi, dan inovasi yang merupakan karakteristik teknologi itu sendiri,” ucapnya, Selasa (17/9/2019).

Ia melanjutkan suatu negara yang ingin naik kelas, tak bisa lagi hanya mengandalkan sumber daya alam (SDA). Lebih dari itu, mereka harus mengembangkan perekonomian berbasis industri manufaktur. Dalam hal ini, ia menuturkan teknologi memiliki peran mempercepat proses transformasi itu.

“Dengan teknologi menjadikan seluruh perubahan tidak hanya cepat, tetapi juga benar-benar mengubah kemampuan sumber daya manusianya untuk mempersiapkan perubahan itu,” ujarnya.

Ia melanjutkan teknologi mampu meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran sebuah negara melalui lima hal. Pertama, teknologi meningkatkan nilai dari sektor agrikultur.

Ia mengatakan jika teknologi digunakan dengan cara yang tepat, maka teknologi mampu meningkatkan kualitas rantai pasok. Kedua, teknologi mampu menciptakan rantai pasok global baru di sektor manufaktur.

Ketiga, teknologi mampu meningkatkan jangkauan perdagangan global. Keempat, teknologi bisa menghubungkan sektor informal kepada sektor formal. Sektor informal sendiri biasanya tidak terdeteksi karena nilainya terlalu kecil.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mencontohkan masyarakat saat ini bisa menjual produk melalui media sosial dalam skala kecil. Namun, mereka berhasil mengantongi pundi pendapatan. Kelima, teknologi mampu menyambungkan ekonomi di tingkat domestik.

“Teknologi harusnya dipandang sebagai peluang, bukannya sebagai ancaman,” ujarnya.

Namun demikian, ia tidak menampik perkembangan teknologi juga memunculkan disrupsi dan tantangan tersendiri. Pasalnya, sebanyak 3 miliar orang di dunia diprediksi masih tidak tersambung dengan teknologi terutama teknologi komunikasi hingga 2023. Jumlah itu mewakili hampir setengah dari populasi dunia.

“Bahkan kombinasi dari globalisasi dan perkembangan teknologi tidak menjamin 3 miliar orang tersebut bisa mengangkat kesejahteraan,” pungkasnya.(red)