SPP Naik Terus, Ratusan Pelajar SMAN 6 Kota Kediri Lakukan Demo

253

Kediri, BeritaTKP.Com – Menuntut kepala sekolah (Kasek) menurunkan pembayaran SPP, Ratusan pelajar SMAN 6 Kota Kediri turun ke jalan melakukan demo Para pelajar berkumpul sejak pukul 07.00 WIB, di halaman sekolah, Jalan Ngasinan-Rejomulyo Kota Kediri.

Mereka membawa poster dan berteriak agar pihak sekolah menurunkan pembayaran SPP. Aksi ini sudah dilakukan para pelajar sebanyak tiga kali. Isi poster di antaranya, “Tolak Kepala Sekolah SMAN 6 Menyalahgunakan Jabatan”,”Sekolah Termahal”. Bahkan para pelajar yang terdiri dari kelas 1 hingga 3 sma tersebut berteriak “Tolak kepala sekolah serta turunkan SPP sekarang juga,”.

Para siswa mengungkapkan bahwa aksi ketiga kalinya ini dilakukan karena tingginya pembayaran SPP hingga dianggap kurang terbukanya pihak sekolah terhadap pelajar dan orang tuanya. “Ini ketiga kalinya kami melakukan unjuk rasa, dengan tuntutan yang sama. Iuran SPP yang tinggi dan kurang terbukanya rincian iuran SPP, SPP sudah naik 3 kali, dulu 80 Ribu, sekarang 200 Ribu. Katanya untuk bangun aula, tapi jadinya ruangan pertemuan kecil, pembebasan lahan yang katanya akan jadi aula, jadinya tempat parkir tanpa atap ,” ujar salah satu siswa.

SPP yang dimaksud, jelas dia, sekitar tahun 2014, pihak sekolah telah menarik iuran SPP sebesar Rp 80 Ribu kepada pelajar. Dan terus naik hingga Rp 200 ribu. Meski peruntukannya pembangunan sekolah, namun hasilnya tidak sesuai dengan penjelasan.

Sementara itu Kepala Sekolah SMAN 6 Kota Kediri, Abdul Basith mengaku pihaknya telah memetakan terkait apa yang dibutuhkan sekolah. Terutama sarana dan prasarana yang dibutuhkan baik sekolah atau pelajar melalui rapat dengan orang tua wali murid.

Menurutnya, tidak ada paksaan dan kewajiban dalam membayar terkait SPP. Bagi orang tua yang keberatan dan kurang mampu bisa mengajukan keringanan pembayaran.”Tidak ada paksaan dan kewajiban. Bagi orang tua yang keberatan dan kurang mampu bisa mengajukan keberatan dan pasti kami kabulkan. Tidak ada paksaan,” jelas Basith di hadapan pelajar.Terkait uang SPP sebesar Rp 200 Ribu, jelas Basith, sesuai dengan rapat pleno antara orang tua dan sekolah. “Kalau tuntutan utamanya adalah turunkan uang SPP, kami akan sgera menggelar rapat pleno,” tegasnya.

Tak puas dengan jawaban kepala sekolah, ratusan pelajar memilih mogok belajar dan pulang usai ditemui pihak sekolah. Mereka menganggap pihak sekolah hanya janji-janji belaka.”Kami capek dan merasa dipermainkan, hanya janji-janji saja. Kami ingin kepastian bukan janji. Ini ketiga kalinya aksi kami dan jawabannya sama,” kata Pramudia.

Aksi mogok belajar ini bukan tujuan utama para siswa yang melakukan unjuk rasa. Bahkan dirinya tidak menganjurkan mogok belajar dan pulang. Dia dan teman-temannya mempersilahkan yang ingin ikut belajar atau ikut demo untuk memilih sesuai hati nuraninya. @heryB