Kapolres Batu saat mendampingi Waka Polda jatim Brigjen Pol Pasma Royce di lahan P2Ldi UIN Kota Batu

Kota Batu,BeritaTKP.Com – Kota Batu, Jawa Timur resmi ditunjuk Polda Jatim sebagai lokasi Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) melalui pendekatan terintegrasi dan berkelanjutan. Hal ini diperkenalkan secara resmi di Maliki Biodiversity Forest, Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo.

Diketahui, program tersebut diluncurkan Polri dalam rangka mendukung ketahanan pangan dan program makanan bergizi gratis (MBG) Presiden RI Prabowo Subianto. Total ada 11 jenis tanaman hortikultura yang ditanam di Kota Batu.

Kapolres Batu AKBP Andi Yudha Pranata menerangkan jika Kota Batu sudah menyiapkan total lahan seluas 20 hektar secara terpisah-pisah hingga lahan-lahan pekarangan milik Polri lainnya.

”Jadi ada juga lahan-lahan milik Polri yang semula tidur atau tidak produktif kemudian ikut diaktifkan,” kata dia.

Salah satu lahan terbesar terletak di kawasan agroforestri UIN Kota Batu berada di ketinggian 1.200 mdpl yang merupakan Ruang Terbuka Hijau (RTH). ”Lahan ini merupakan kolaborasi antara Polri, UIN, masyarakat petani hutan dan mahasiswa,” imbuhnya.

Andi menjelaskan jika penanaman tanaman hortikultura di kawasan agroforestri ini sebenarnya telah dimulai sejak Desember 2025 lalu. Selama itu, sejumlah jenis tanaman telah memasuki masa panen.

Sedangkan saat ini telah memasuki penanaman tahap kedua dan masuk tahap pemupukan. Untuk 11 jenis tanaman hortikultura yang ditanam antara lain seperti cabe rawit, cabe besar, terong, tomat, kacang panjang, brokoli, jahe, pisang, singkong, ubi celembu dan jagung.

“Yang jadi harapan besar kami itu brokoli karena pada masa panen pertama itu bisa panen hingga 1,2 ton. Saat itu harga brokoli Rp10 ribu per kilogram sehingga ini signifikan membantu para petani penerima manfaat,” ungkap Andi.

Selain melalui 11 jenis tanaman itu, ke depan pihaknya juga berencana melakukan penanaman alpukat, pisang dan nangka. Dengan harapan, hasil panen dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, utamanya masyarakat sekitar Desa Tlekung.

“Kami berharap, masing-masing jenis tanaman bisa panen lebih dari 500 kilogram.Kami akan terus melakukan pemantauan supaya harga terus terkendali dengan baik terutama saat masa panen,” tuturnya.

Lewat cara ini, kata Andi juga bertujuan untuk menjadi salah satu supplier dengan dapur-dapur umum yang digunakan untuk memasak MBG. “Untuk memenuhi MBG, tentu ketersediaan bahan baku menjadi penting. Tanaman hortikultura menjadi salah satu tanaman yang paling bisa untuk melengkapi gizi anak dalam sehari sebanyak 1.800 kalori,” paparnya.

Sebab itu, ia berharap, di masing-masing wilayah Kota Batu dapat memunculkan kemandirian sehingga mampu menyuplai di dapur umum untuk MBG terdekat.

“Masa tanam hingga panen tanaman hortikultura hanya hitungan bulan, sekitar 2-3 bulan. Target kami yang ditanam pada bulan Februari ini bisa panen di bulan Mei atau Juni. Menyusul di Bulan Juni akan ada panen raya,” tutupnya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Batu, Heli Suyanto menambahkan, ketahanan pangan menjadi aspek fundamental di suatu daerah. Dimana Kota Batu punya sumber daya alam yang sangat tinggi.

“Kota Batu punya pertanian kentang, gubis, wortel dan berbagai jenis sayuran lainnya. Sayur-sayuran tersebut sudah kami kirimkan ke seluruh Indonesia terutama Kalimantan. Bahkan apabila IKN nanti difungsikan maka Kota Batu siap jadi penopang pangan,” tutur Heli.

Pria asal Sumberbrantas itu juga menyampaikan, jika kualitas sayur Kota Batu sangat luar biasa. Terutama kentang yang bisa bertahan sampai satu bulan pasca panen. “Kota Batu sebagai daerah pertanian tentunya dapat mendukung ketahanan pangan daerah maupun nasional,” tutupnya.(Red/Imm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here