Jombang, BeritaTKP.com – Sebuah insiden keracunan massal terjadi di SDN Wuluh, Kecamatan Kesamben, Jombang. Terdapat sebanyak 45 siswa yang mengelauh mual, muntah dan pusing setelah menyantap jajanan dari kantin sekolah.
Kapolsek Kesamben Iptu Niswan menjelaskan, bahwa terdapat 45 siswa yang mengalami gejala keracunan yaitu mual, muntah dan pusing pada Selasa (18/2/2025) malam. Gejala keracunan itu dialami para siswa diduga setelah menyantap jajanan di kantin SDN Wuluh saat siang harinya.
Jajanan yang mereka santap diduga berupa sosis, tempura, dan sate usus. Kemudian para siswa tersebut dibawa ke Bidan Desa Wuluh oleh orang tua masing-masing. Dalam perawatan, terdapat 41 siswa sudah sembuh sehingga bisa beraktivitas kembali.
“Setelah ditangani dan diberikan obat oleh bidan lalu berangsur sembuh, ada 41 siswa yang sudah masuk sekolah,” jelas Iptu Niswan, Kamis (20/2/2025).
Sementara itu, terdapat 4 siswa SDN Wuluh, yang sampai saat ini masih menjalani perawatan. Yaitu siswa bernama Rania Nazzanin Azzahra, siswa kelas 2 dirawat di Puskesmas Sumobito dan Hafizhah Fikhri Ananta, siswa kelas 1 dirawat di klinik Bima Medika, Desa Watudakon, Kesamben. Selanjutnya Salsa, siswa kelas 6 dan Mohammad Juventus Ibrahim, siswa kelas 2 SDN Wuluh dirawat di Puskesmas Kesamben.
“Tadi sudah saya periksa, kondisi mereka sudah membaik dan pulih,” ujar Iptu Niswan.
Polisi telah melakukan olah TKP di kantin SDN Wuluh yang menjual jajanan kepada para korban keracunan. Bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Jombang, polisi juga mengambil sampel muntahan korban dan sisa jajanan yang dimakan para korban keracunan massal.
Kepala Dinkes Jombang dr Hexawan Tjahja Widada menuturkan, hanya tinggal 4 siswa SDN Wuluh yang dirawat karena masih mengalami mual, muntah dan diare.
“Sehingga makanan tidak bisa masuk, otomatis harus lewat cairan agar tidak lemas,” tutur Iptu Niswan.
dr Hexawan menduga bahwa 45 siswa mengalami gejala keracunan setelah menyantap makanan beku atau frozen food berupa sosis, tempura dan sate usus di kantin SDN Wuluh. Sampel muntahan dan sisa makanan telah dikirim ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat (BBLKM) untuk mengungkap kandungannya. (sy/red)