Manfaatkan IPAL Komunal untuk Perpustakaan Desa

237

Pasuruan, BeritaTKP.Com – Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal, di Desa Sumberdawesari, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan yang sebelumnya tak dimanfaatkan bahkan sudah hampir terbengkalai kini dimanfaatkan sebagau Perpustakaan Berseri.

Di perpustakaan ini, setiap hari anak-anak setempat membaca buku dan bermain. Bukan hanya itu, selain sebagai sarana menimba ilmu, setiap bulan Perpustakan Berseri juga dimanfaatkan untuk Posyandu. Salah satu pengelola perpustakaan, Siti Maslukha, mengatakan Perpustakaan Berseri awalnya berada di kantor desa. Namun karena ada renovasi kantor desa, pengelola sempat kebingungan mencari lokasi pengganti dan akhirnya dipilih lahan sekitar IPAL di RT 4/RW 7.

Siti Maslukha menjelaskan bahwa Saat kantor desa direnovasi, pihaknya sempat bingung mencari tempat dan Sayang kalau vakum karena perpus desa ini sudah mendapat penghargaan dari Pemkab Pasuruan, sebagai juara harapan III lomba perpustakaan yang diadakan Dinas Perpustakaan dan Arsip. Akhirnya diputuskan dibangun di atas IPAL.

Perpustakaan Berseri berukuran 2×3 meter, dibangun dengan dana Rp10 juta berasal dari uang pembinaan hasil menang lomba Rp,1,5 juta dan Pendapatan Asli Desa Rp8,5 juta. Perempuan yang juga seorang guru sukwan di SDN Sedarum III Nguling ini mengatakan, saat ini Perpustakaan Berseri memiliki sekitar 1.000 koleksi buku. Antara lain fiksi, pertanian, agama, ekonomi, sains dan lain sebagainya. Menurut Maslukha, banyak buku yang disumbang oleh Pemprov Jatim.

“Meski lebih kecil, tapi lebih ramai karena suasananya lebih santai dan di tempat terbuka, Alhamdulillah selalu ramai. Saat Minggu dan Jumat, anak-anak yang baca buku sampai 20 anak. Pengguna perpustakaan ini gratis dan tak dipungut biaya apapun,” jelasnya.

Sementara itu Sutrisno, pengelola perpustakaan lainnya, mengungkapkan anak-anak tak merasa risih meski membaca buku dan bermain di atas IPAL. Konstruksi IPAL tersebut sangat baik sehingga tak menimbulkan bau dan tak membuat jijik. “IPAL ini dulu dibangun NGO USAID-IWINS, desa hanya menyediakan lahan. Sekarang warga yang merawatnya,” pungkas Sutrisno. @ariwan/tatak