Surabaya, BeritaTKP.com – Puncak virus Omicron diperkirakan akan terjadi pada awal bulan Februari. Hal itu dikatakan langsung oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. Menanggapi hal tersebut, Eri Cahyadi selaku Wali Kota Surabaya akan melakukan pemaksimalan 3T (tracing, testing, treatment).

Eri menyampaikan bahwa ada atau tidak adanya Omicron, Surabaya akan selalu mengantisipasi lonjakan kasus. Oleh karena itu, banyak langkah yang dilakukan pemkot, salah satunya 3T.

“Meskipun ada Omicron atau tidak ada Omicron kita tetap akan lakukan seperti langkah-langkah 3T yang biasa kita lakukan,” pungkas Eri, Rabu (12/1/2022).

Selain itu, Pemkot Surabaya juga akan memaksimalkan swab massal di masyarakat. Kemudian mengaktifkan kembali Kampung Wani Jogo Suroboyo.

“Ada juga swab hunter, swab massal, vaksin keliling. Insyaallah ada atau tidak (Omicron), semua jalan terus,” paparnya.

Untuk tempat isolasi warga yang terpapar COVID-19, Eri sudah mempersiapkannya. Mulai dari Asrama Haji hingga RS yang merawat pasien Corona.

“Sudah disiapkan semua (tempat isolasi), RS juga banyak yang kosong,” tuturnya.

Untuk mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19 pasca libur tahun baru, Eri mengaktifkan kembali Kampung Wani Jogo Suroboyo. Dimana satgas di kampung wanilah yang mendata warganya ketika selesai bepergian dari luar Surabaya.

“Kita juga dilapori hasilnya. Saya berusaha memimpin kota ini tidak harus begini, karena semua bisa merasa menjaga. Makanya saya aktifkan kembali kampung wani jogo, dan sudah berjalan sekarang. Yang datang didata, hasilnya sudah keluar dilihat negatif semuanya sudah dilakukan,” terangnya. (k/red)