Wadubes Perancis Jalin Kerjasama Dagang

231

zaSurabaya,BeritaTKP.com – Pasar bebas di Era Globalisasi dalam menunjang komoditi disegala aspek di Negara Indonesia menjadikan suatu harapan bangsa serta bagaikan magnet tersendiri bagi negara lain yang berinvestasi dalam pengembangannya, khususnya Pulau di Provinsi Jawa Timur yang banyak mengandung hasil Sumber Daya Alam serta Banyaknya jumlah masyarakat yang turut mendukung dalam pemberdayaan program pemerintahan. Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf  yang biasa disapa akrab dengan panggilan Gus Ipul menyambut baik tawaran kerjasama yang ditawarkan oleh Pemerintah Perancis.

Kendati demikian, Penawaran kerjasama yang berkomoditi meliputi bidang pengembangan tata kota, penyediaan air bersih dan pengelolaan sampah serta pengembangan kemaritiman mengingat lokasi Jatim yang sangat strategis. “Kerjasama yang ditawarkan Perancis ini cukup penting serta bisa menjadi pertimbangan pembangunan Jatim ke depannya. Selain itu melalui kerjasama ini diharapkan hubungan antara Jatim dengan Perancis akan makin meningkat,” kata Gus Ipul saat menerima audiensi H.E Charles Henri Brosseau selaku Wakil Duta Besar Perancis di Jakarta.

Secara terpisah di kantor Gubernur jumat 16/12/2016 Ia menyampaikan, agar kerjasama ini segera ditingkatkan mengingat berdasarkan data yang ada Neraca Perdagangan Jatim ke Perancis dalam kurun tahun 2012 hingga tahun 2016 senantiasa menunjukkan defisit bagi Jatim. Bahkan, sesuai data statistik penurunannya mencapai 20 persen, dan jika dilihat dari ranking dua tahun lalu Perancis ranking 20 sedangkan sekarang Perancis menduduki peringkat 24.

“Defisit neraca perdagangan ini menjadi perhatian serius bagi kami yang berada di pemerintahan provinsi jatim.Walaupun nilai ekspor impor Jatim ke Perancis tidak sebanyak dengan negara lain seperti Korea, Brazil, China, atupun Amerika. namun tetap kita upayakan jangan sampai nilai dagangnya semakin turun,” pungkasnya.

Dia menjelaskan, beberapa komoditi utama ekspor non migas Jatim ke Perancis yakni perabot, penerangan rumah, alas kaki, mesin listrik, ikan dan udang, kertas serta barang-baang dari kayu. Sedangkan komoditi impor non migas dari Perancis diantaranya sembako gandum-ganduman, susu, mentega, bubur kayu/pulp, dan berbagai makanan olahan.”Sebagai negara besar di Eropa saya harap kerjasama lebih mendalam bisa dilakukan baik di bidang ekonomi, sosial budaya. Khususnya di bidang pendidikan serta akan lebih difokuskan berbasis vokasional atau ketrampilan agar SDM kita juga bisa memiliki nilai tambah,”ulasnya.

Dalam jalin kerjasama, Jatim memiliki banyak hubungan baik dengan banyak negara,  serta tidak sedikit negara lain yang menempatkan delegasinya karena menganggap Jatim adalah sentra komoditi di segala aspek, negara yang memiliki Konsulat Jenderal di Surabaya diantaranya yakni China, Jepang, Amerika dan 19 negara yang memliki Konsulat Kehormatan di Jatim. Pada kesempatan ini Pemprov Jatim juga menyambut baik rencana penempatan Konsulat Kehormatan Perancis di Surabaya. “Melalui Konsul Kehormatan yang baru ini nantinya saya harapkan bisa menjembatani hubungan kerjasama antara Pemprov Jatim dan Negara Perancis, “harapnya.

Kendati demikian, H.E Charles Henri Brosseau Wakil Duta Besar Perancis di Jakarta mengatakan, Jatim khususnya Surabaya merupakan kota yang sangat penting di Indonesia. Karenanya Perancis menginginkan untuk memperat hubungan dengan Jatim sebab kemajuan dan pengembangan ekonomi  di Jatim cukup begitu baik. Selain itu Perancis juga memiliki program pengembangan City Of Tomorrow untuk Kota Surabaya. “Kami juga akan merayakan kerjasama budaya yang terbina sudah cukup lama dengan Jatim di Surabaya yang memasuki usia ke 50. Tepatnya pada tanggal 30 Januari 2017 kami akan memamerkan berbagai hasil teknologi yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan di Negara Perancis,” katanya. Seraya bersenyum kecil. @/red**