Wabah Chikungunya Serang Dusun Trenceng Ponorogo, Ratusan Orang Terjangkit

109
ILUSTRASI.

Ponorogo, BeritaTKP.com – Wilayah Dusun Trenceng di Desa Mrican, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, kabarnya diserang oleh wabah chikungunya. Akibat wabah tersebut, ratusan warga merasakan nyeri sendi hingga lumpuh beberapa saat usai digigit nyamuk chikungunya.

Menurut keterangan dalam artikel resmi alodokter.com, Chikungunya adalah infeksi virus yang ditandai dengan demam dan nyeri sendi secara mendadak. Virus ini menyerang dan menulari manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus, dua jenis nyamuk yang juga dikenal sebagai penyebab demam berdarah.

Nyamuk yang bernama latin Aedes aegypti ini sudah sejak awal Januari menyerang warga. Setidaknya, dalam satu rumah, jika ada seorang yang terkena gigitan nyamuk, maka anggota keluarga lain juga bakal tertular. Alhasil, penyebaran wabah ini semakin cepat.

“Kalau kena itu rasanya sakit, terus jari-jari kaku saat digerakkan. Bahkan kalau kambuh, buat jalan saja kaki tidak bisa digerakkan,” tutur warga yang terkena wabah chikungunya, Iis Dian Fahira kepada wartawan, dikutip dari detikjatim, Kamis (1/2/2024).

Iis mengatakan bahwa dirinya mangalami sakit akibat gigitan nyamuk chikungunya sejak 3 minggu terakhir. Dia merasakan, sekujur badannya kaku dan nyeri. Terutama di bagian persendian, baik tangan maupun kaki. Bahkan saat kambuh, dia tidak bisa menggerakkan kakinya untuk berjalan. “Sudah periksa ke dokter, selain minum obat juga disuruh rutin berjemur supaya otot tidak kaku,” terang Iis.

Tak hanya dirinya, warga lain pun tampak rutin berjemur setiap pagi demi bisa segera sembuh dan bisa beraktivitas normal. Warga berharap, segera ada bantuan dari pemerintah untuk mengatasi wabah chikungunya ini. Seperti dilakukan fogging hingga pemberian obat gratis.

Sementara itu, Kasun Trenceng Nurhadi menerangkan, setidaknya ada 200 lebih warganya yang sudah terkena wabah chikungunya. Wabah ini muncul seiring musim hujan datang ke Ponorogo sekitar 3 bulan terakhir. “Rata-rata gejalanya otot kaku dan tidak bisa bangun, badan demam juga berkeringat dingin, juga lemas,” ujar Nurhadi.

Pihak desa pun sudah melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi wabah chikungunya ini, seperti melakukan fogging dan juga pemberantasan sarang nyamuk. Namun, usaha tersebut belum berhasil mengurangi wabah chikungunya yang semakin banyak menyerang warga.

Data di Dinkes Ponorogo, ada 13 warga Dusun Trenceng yang mengarah ke wabah chikungunya. Mereka pun sudah mendapat perawatan dan pengobatan melalui puskesdes. Pagi ini, Dinkes juga melakukan fogging.

Kepala Puskesmas Setono, Sufarchan mengatakan, menurut data dari hasil pemeriksaan, didapatkan ada 13 warga Fusun Trenceng yang menderita wabah chikungunya. “Mereka sudah mendapat perawatan, namun ada juga yang tidak periksa tapi tetap bertani akhirnya sembuh sendiri,” pungkasnya. (Din/RED)