Viral! Penerjun Payung TNI Nyantol di Atap Rumah Warga Blitar

72

Blitar, BeritaTKP.com – Viral di media sosial seorang penerjun payung mendarat di atap rumah warga Blitar. Penerjun tersebut merupakan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) yang sedang menjalani latihan terjun taktis (latjuntiS) di Lapangan Gembongan, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Senin (27/11/2023) kemarin.

Dalam video berdurasi kurang lebih 30 detik yang diunggah oleh akun Instagram @Info_seputaran_blitar tersebut, nampak salah satu penerjun terbawa angin hingga ke permukiman warga. Akibatnya, penerjun tersebut mendarat di atap rumah warga dengan posisi parasut tersangkut kabel aliran listrik yang memanjang. Terdengar suara genting pecah dan membuat sejumlah warga berlarian mendekat untuk memberi pertolongan terhadap korban.

https://www.instagram.com/reel/C0I968ghesx/?igshid=MzRIODBiNWFIZA==

Sementara itu, Komandan Koramil Ponggok Kapten Ind.Slamet Gunarto mengatakan, penerjun yang tersangkut tersebut adalah salah satu serdadu Batalyon Infanteri Para Raider 501 Madiun yang sedang menjalani Latjuntis (Latihan Terjun Taktis).

Sebanyak 211 personel TNI mengikuti latihan terjun payung, pada Senin (27/11/2023) kemarin yang dimulai sekitar pukul 06.30 WIB. Dalama latihan itu, area target pendaratan atau drop zone memang ditetapkan di Desa Gembongan yang berada di perbatasan wilayah Kecamatan Ponggok dan Kecamatan Udanawu. Dari 211 penerjun, hanya satu yang melenceng dari drope zone yang ditentutan.

Posisi Serda SInaga mendarat, melenceng sekitar 1 atau 2 km. Slamet menyebut, kejadian seperti itu biasanya karena pengaruh angin di atas. Kondisi Serda Sinaga sendiri selamat tidak mengalami luka, walaupun mendarat di atap rumah warga.

“Jadi saat latihan, kami memang koordinasi dengan PLN untuk mematikan aliran listrik. Sehingga , ketika terjadi kejadian seperti kemarin, tidak menimbulkan hal-hal yang tidak kita inginkan,” terangnya.

Pada atap rumah Nasikin, tempat Serda Sinaga mendarat, ada beberapa genteng yang pecah. Serta antena televisinya juga patah. Meski mengalami kerugian, menurut Slamet, pemilik rumah tidak meminta ganti rugi. “Beliau bilang, yang penting penerjunnya selamat. Bahkan beberapa warga ikut gotong royong membenahi rumah yang atapnya rusak,” ucap Slamet. (Din/RED)