Pasuruan, BeritaTKP.com – Desa Dayurejo, Dusun Gamoh, Prigen, Pasuruan, melakukan acara tradisi Gerebek Ancak, yang dimana tandu berisi hasil bumi baik dari pertanian dan peternakan seperti makanan tradisional, buah, sayur-mayur, dan lauk-pauk, yang nantinya akan diarak keliling desa lalu setelah selesai maka tandu-tandu tersebut akan di ‘Gerebek’ oleh masyarakat setempat.
Tradisi Gerebek Ancak ini rutin dilakukan setiap 2 tahun sekali sesuai dengan kalender jawa yang bertepatan dengan bulan suro. Sedikit penjelasan terkait acara tradisional ‘Gerebek Ancak’ ini : “Gerebek ancak” mengacu pada tradisi atau acara di mana ancak (usungan atau tandu yang berisi hasil bumi, makanan tradisional, atau benda lain) diarak atau diperebutkan oleh masyarakat. Acara ini sering dikaitkan dengan perayaan atau upacara adat seperti sedekah bumi atau tradisi lainnya. “Gerebek” dalam konteks ini lebih mengarah pada aksi “mengeroyok” atau “merebut” ancak tersebut, bukan dalam arti penggerebekan dalam konteks penegakan hukum.
Acara ini dihadiri oleh kurang-lebih 500 kepala keluarga yang ada di Dusun Gamoh, Desa Dayurejo, serta menelan biaya kurang-lebih Rp. 30 juta. Tandu-tandu yang diarak dalam tradisi Gerebek Ancak ini dibentuk dengan kreativitas warga Desa Dayurejo dan Karang Taruna Gempar yang diketuai oleh Sugeng Dwi Purwanto, yang dimana dari hasil kreativitas tersebut tercipta tandu Gerebek Ancak Lanang dan Wedok atau dalam bahasa Indonesia adalah Gerebek Ancak Laki-laki dan Perempuan. Pada tandu Gerebek Ancak Lanang warga berhasil menciptakan bentuk Singa yang diisi dengan lauk-pauk yang sudah matang dan mentah seperti ayam panggang, bandeng bakar, telur ayam, telur dan aneka sayur-mayur.
Sedangkan tandu Gerebek Ancak Wedok dibentuk menjadi Tugu Brawijaya yang kemudian diisi dengan beragam kue dan jajanan pasar.
Mengapa warga dan karang taruna desa mengambil bentuk singa pada tanda Gerebek Ancak Lanang ini? Karena singa sendiri memiliki makna yang mencerminkan berbagai sifat positif seperti keberanian, kekuatan, kebangsawanan, dan kewibawaan. Singa juga sering dikaitkan dengan kepemimpinan, ketangguhan, dan kemampuan untuk fokus pada tujuan. Selain itu, singa mengajarkan tentang pentingnya kebersamaan, kerja sama dalam kelompok, dan kemampuan untuk bangkit dari kegagalan. Sedangkan tandu Gerebek Ancak Wedok yang dibentuk menjadi Tugu Brawijaya memilik makna yang mendalam, Secara umum, tugu ini melambangkan semangat dan nilai-nilai luhur.
Selain warga dan karang taruna yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini, Acara ini juga didukung penuh oleh perangkat setempat seperti, Rekso Alam selaku RW, dan Daryanto Kepala Dusun Gamoh.
“Acara ini sudah menjadi tradisi rutin setiap 2 tahun sekali yang selalu diperingati sebagai bentuk rasa syukur masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas apa yang sudah diberikan dalam bentuk hasil bumi yang melimpah,” ujar Daryanto, Minggu (29/6/25).
“Serta saya ucapkan banyak terimakasih kepada warga dan juga karang taruna yang turut andil dalam acara ini supaya acara ini bisa berjalan dengan lancar,” tutupnya. (Sholeh)