Terdakwa Pelaku Perampasan Kamera Wartawan Jalani Sidang Perdana

343

dsc_0915Surabaya,BeritaTKP.Com-Irene pelaku tabrak lari sekaligus perampas kamera wartawan telah menjalani persidangan perdananya. T erdakwa membantah dan bersikukuh serta menantang supaya kronologis peristiwa yang sudah berjalan bertahun-tahun itu dikonfrontir. Usai persidangan, saksi korban mendapat ancaman pembunuhan dari seseorang tak dikenal.

 Dalam proses persidangan, setelah mendengarkan keterangan saksi, Irene Madalena, terdakwa tabrak lari yang mengakibatkan meninggalnya seseorang serta merampas kamera wartawan yang saat itu meliput kejadian tersebut, membantah keterangan saksi korban. Terdakwa yang tinggal di Jalan Sidoyoso, Surabaya tersebut menantang untuk dikonfrontir dengan saksi lainnya dari anggota polantas Polrestabes Surabaya untuk menguatkan bantahan di sidang selanjutnya.

saksi dihadirkan untuk penguatan bukti dalam sidang karena keterangan terdakwa tidak sinkron dengan beberapa saksi yang ada meskipun begitu jaksa penuntut umum telah menilai keterangan sebagai bahan pertimbangan tuntutan.

“Keterangan saksi bohong pak, saya berani dikonfrontir dan saya bersumpah bahwa itu tidak benar,” kata terdakwa Irene kepada majelis hakim yang dipimpin Efran Basuning, Senin (26/9/2016).

 Seperti diketahui, Jaksa Penuntut Umum (JPU), Ferry Rahman dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya, akhirnya mendudukkan Irene Madalena (45), di kursi pesakitan sebagai terdakwa di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya.

 secara tiba – tiba dan tanpa diketahui seusai sidang, Slamet (saksi korban), didatangi seseorang yang  tidak dikenal dengan membawa ‘garpu’ dan mengancam hendak membunuh Slamet saat di halaman PN Surabayaperistiwa itu juga mengundang perhatian beberapa orang yang ada di sekitar PN yang ada di jalan Arjuna tersebut.

 “Saat itu saya sedang duduk-duduk di warung kopi bersama rekan-rekan media, kemudian data orang yang tidak saya kenal bicara keras kepada saya supaya kasus tersebut diberhentikan (damai). Karena dia membawa garpu dan mengancam mau membunuh saya, seketika itu saya lari, karena saya merasa nyawa saya terancam saat itu,” jelas Slamet yang di iyakan oleh rekannya sesama wartawan. @ Sulaiman.