BANYUWANGI, BeritaTKP.Com- KMP Yunicee yang niatnya hendak bersandar di Pelabuhan Gilimanuk tiba-tiba terbalik dan tenggelam pada Selasa (29/6) sekitar pukul 19.20 WITA. 7 Orang penumpang kapal tewas dan 6 jenazah lainnya masih dalam proses pencarian.
“Jumlah korban yang tewas 7 orang, yang selamat ada 44 orang, dan sedang dalam pencarian sebanyak 6 orang,” kata Kepala Basarnas Bali Gede Darmada dalam keterangan tertulis yang beliau buat, Rabu (30/6/2021) pagi.

Menurut Darmada, hingga Rabu (30/6/2021) pukul 07.20 WITA, data manifes ada sebanyak 41 penumpang, ABK 13 orang dan petugas kantin 3 orang. Namun hingga saat ini korban yang berhasil dievakuasi yakni masih sebanyak 59, baik yang selamat maupun meninggal. Jumlah tersebut sudah lebih dibandingkan dengan data manifes yang ada.
Tenggelamnya KMP Yunicee diduga karena lambung kapal yang pecah sehingga air dapat masuk dan membuat kapal penyeberangan di Selat Bali itu tenggelam. Namun penyebab pasti belum bisa diketahui jelasnya karena juga ada dugaan kapal kelebihan muatan yang diangkut.
“Penyebab pastinya belum diketahui. Kita belum bisa menyimpulkan apa penyebab kecelakaan tersebut, salah satunya adalah faktor usia, bisa juga karena faktor human eror, bisa juga faktor alam,” kata Gubernur Bali Wayan Koster.
Detik-detik mendebarkan dirasakan oleh penumpang yang selamat tenggelamnya KMP Yunicee. Mereka harus setengah jam berenang dalam kondisi yang gelap. Sementara pelampung pun tidak disebarkan kepada seluruh penumpang.
Sukro Winoto ,44, warga asal Kecamatan Srono Banyuwangi mengaku saat itu kapal sedang bersiap untuk bersandar. Namun, kapal tiba-tiba miring dan kemudian tenggelam.
“Sebenarnya sudah hampir sampai dipelabuhan Gilimanuk. Tapi tiba-tiba kapal mengalami miring sampai akhirnya tenggelam,” kata Sukro.
Sesaat sebelum tenggelam, Sukro sempat mengambil pelampung dan langsung meloncat ke laut. Ia mengaku hampir 30 menit terapung di Selat Bali hingga akhirnya ada kapal lain yang menolongnya.
“Ada setengah jam menunggu bantuan dari kapal lewat dan teriak minta tolong. Alhamdulillah masih diberi keselamatan,” syukurnya.
Hal sama diungkapkan oleh Rio Dimas Saputro ,18,. Tenggelamnya KMP Yunicee berlangsung sangat cepat. Saat mendekati dermaga Pelabuhan Gilimanuk, tiba-tiba kapal miring.
Rio yang berada di geladak atas bersama penumpang lainya lalu tergelincir karena kapal terus miring hingga terbalik. “Penumpang menjerit, semuanya tenggelam,” ceritanya.
Saat tenggelam, Rio mengaku tidak sadarkan diri. “Saya tidak ingat, tiba-tiba sudah berada dikapal yang menolong,” terang Rio. [aes/red]





