Surabaya, BeritaTKP.Com – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengisyaratkan pembangunan angkutan massal cepat berupa trem Surabaya menemui titik terang, meskipun Pembiayaan proyek trem Surabaya masih tarik ulur dan kini pembangunan tanpa APBN, keputusan tersebut mendadak berubah.
Hal ini berdasarkan hasil rapat Wali Kota Tri Rismaharini dengan Kementerian Perhubungan di Jakarta kemarin, memunculkan titik terang perihal pembiayaan proyek trem untuk jalur utara-selatan dan untuk pembiayaan trem mencapai Rp 2,7 triliun yang berasal dari APBN.
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini mengujarkan bahwa saat dirapatkan di Kemenhub kalau untuk trem di Surabaya, mereka sudah punya biayanya dari APBN dan untuk tahun ini baru Rp 100 miliar sedangkan untuk tahun depan akan lebih banyak lagi anggarannya, selain itu Risma ingin bahwa proyek tersebut segera di realisasikan pada tahun ini dan pihaknya juga akan tetap bekerja sama dengan Kemenhub dan PT KAI untuk utara-selatan.
Ia juga menjelaskan bahwa untuk pengerjaan proyek trem ini akan dimulai dari Jalan Tunjungan dan untuk loop pertama rute nya dari Tunjungan menuju Joyoboyo sedangkan untuk loop kedua dari Tunjungan ke Jembatan Merah.
Terkait hal ini, wali kota sudah mengintruksikan kepada dinas terkait untuk melakukan pengukuran mulai Kamis (8/6) pagi kemarin. Selain itu, sambung wali kota, Pemkot juga masih harus bertemu dengan PT KAI untuk membahas pembangunan depo di Joyoboyo dan pemkot juga sudah mengantisipasi dampak dari pengerjaan proyek trem di Tunjungan. Utamanya untuk kelancaran arus lalu lintas. Karena memang, ketika pengerjaan proyek trem dimulai, ruas jalan yang biasanya empat ruas, tentunya akan berkurang.
Wali Kota perempuan pertama di Surabaya ini juga menyebut akan membuat usulan untuk Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU). “Yang kita ikutkan KPBU itu yang timur-barat. Aku proses dulu sambil menunggu sampai mana yang akan dikerjakan Kemenhub. Tapi sudah ada anggarannya. Mungkin akan lebih murah karena kita pakai LRT. Kalau monorel itu mahal sekali. Kemungkinan ada yang seperti trem tapi bisa naik di tempat-tempat tertentu karena ada viaduk yang kita tidak akan bongkar dan juga ada yang turun,” ungkap Risma.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya Irvan Wahyudrajat menambahkan, pertemuan dengan Kemenhub kemarin memberikan titik terang bagi pengerjaan proyek trem di Surabaya meskipun dalam kenyataannya mundur karena kondisi faktor pembiayaan.
Meski begitu, selama ini, Pemkot Surabaya telah melaksanakan domain pekerjaan sesuai Memorandum of Understanding (MoU) pada 2015 silam. “Sekarang sudah ada titik terang pembiayaan APBN untuk utara-selatan dan untuk barat-timur skema diusulkan pembiayaan melalui KPBU,” jelas Irvan. Irvan menegaskan, dinas nya sudah memperhitungkan antisipasi penggunaan jalan Tunjungan untuk jalur trem. Yakni dengan pelebaran Jalan Simpang Dukuh. Menurutnya, pelebaran ini akan dikerjakan secara paralel.
“Semua program kami apakah jalan pedestrian, trem termasuk depo, berjalan secara paralel. Termasuk park and ride. Kita tidak saling menunggu tapi secara paralel. Untuk antisipasi penggunaan jalan Tunjungan untuk jalur trem, Insya Allah sudah kita hitung manajemen dan rekayasa lalin. Kita alihkan ke genteng kali dan simpang dukuh,” jelas Irvan. @wahyu