Ilustrasi 

Pasuruan, BeritaTKP.Com Warga kembali resah, belum bisa lepas dari ancaman penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Karena selama lima bulan tahun ini, tercatat ada 50 kasus DBD. Syukur, tak ada korban jiwa.

Kebersihan lingkungan jadi pusat perhatian masyarakat. Jangan biarkan ada genangan di sekitar rumah. Karena di sana bisa jadi sarang nyamuk. Kasus demam berdarah di Kota Pasuruan, masih saja ditemukan.

Selama awal Januari-Mei 2021, tercatat 50 kasus. Paling banyak terjadi pada Maret dan April. Pada saat itu, memasuki puncak musim hujan. Pada Maret, ada 11 kasus dan pada April tercatat 20 kasus. “Memang ada beberapa kasus pada tahun ini. Cuma tertangani semua,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Pasuruan dr. Shierly Marlena.

Penyakit yang sering diakibatkan virus dengue yang dibawa nyamuk Aedes aegypti itu, kata Shierly, bisa terjadi karena beberapa faktor. Pertama, musim hujan yang menyebabkan banyaknya genangan, sehingga menjadi tempat paling ideal bagi nyamuk untuk berkembang biak.

Musim pancaroba saat yang terjadi belakangan ini juga ikut memicu terjadinya kasus demam berdarah. Faktor lain adalah kebersihan lingkungan dan daya tahan tubuh. “Makanya, selama ini kami lakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk dan abatisasi,” kata Shierly.

Secara rutin, pihaknya abate juga dibagikan ke semua kelurahan. Agar, masyarakat bisa menaburnya di tempat penampungan air ataupun bak mandi. Abate itu diberikan di wilayah endemis demam berdarah. “Kasusnya tersebar di empat kecamatan,” papar  Shierly.

Shierly juga memastikan seluruh puskesmas di Kota Pasuruan, selalu memberikan pemahaman kepada masyarakat. Bahwa, menjaga kebersihan lingkungan menjadi hal penting untuk mencegah terjadinya kasus demam berdarah. Selain meminimalisasi adanya genangan air, juga tidak membuang sampah sembarangan, rajin menguras bak mandi, serta tidak menumpuk baju kotor terlalu lama.

“Penyuluhan seperti ini juga tetap kami lakukan supaya masyarakat bisa ikut dalam pencegahan. Dan tidak terjadi keterlambatan penanganan,” katanya. Lebih baik mencegah daripada mengobati.  (Red)