Kediri, BeritaTKP.Com – Nasib malang yang dialami RD (16) warga Desa Pamongan, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri Gara-gara minta uang untuk biaya sekolah, seorang siswi SMK di Kota Kediri ini harus menjadi bulan-bulanan ibu tiri dan ayahnya. Korban dipukul menggunakan kain basah dan hanger serta ditampar hingga bibirnya pecah.
RD yang di dampingi ibu kandungnya yang bernama Yatin (36) mendatangi Unit Pengaduan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Kediri, Rabu (7/6/2017). Mereka sudah mengadukan tindak kekerasan itu, sejak 18 Mei 2017 lalu dan kini kepolisian masih memproses kasusnya.
Yanti yang seusai dimintai keterangan langsung mengaku, peristiwa memilukan itu terjadi di rumah mantan suaminya Katurwanto, di Dusun Jati Wekas, Desa Kedawung, Kecamatan Mojo. Siang itu, RD bersama teman sekolahnya yang bernama Lupita sehabis pulang sekolah dari salah satu SMKN di Kota Kediri. Siswi kelas 2 SMK ini tidak langsung pulang, melainkan mampir di rumah ayahnya. RD kemudian ditemui ibu tirinya, istri Katurwanto. Sejak berpisah dengan Yanti, pada 2009 lalu, sang ayah memang menikah lagi.
RD berniat meminta uang sekolah kepada sang ayah Katurwanto. Sebab, sang ayah hampir tidak pernah memberikan uang untuk kebutuhan korban sejak perpisahan dengan ibunya. Korban minta uang sebesar Rp 1 juta. Rencananya untuk kebutuhan sekolah mulai dari beli makan, uang saku dan bensin untuk sepeda motornya.
Bukannya mendapatkan uang, tetapi RD justru mendapat perlakuan kasar dari ibu tirinya. Dia dipukul menggunakan kain basah yang masih berada di hanger. Pukulan itu mengenai wajahnya. Belum puas dengan itu, pelaku kemudian menendang perut korban.
Tidak terima dianiaya, RD kemudian balas menendang ibu tirinya. Namun, kali ini giliran ayahnya sendiri yang turun tangan dan sang ayah menampar wajah korban hingga bibirnya pecah. Setelah itu, RD langsung pulang memberitahu ibunya tentang perlakuan kasar tersebut.
“Saya tahunya waktu pulang sekolah RD menangis. Saya tanya, dia menjawab baru saja mampir di rumah ayahnya. Dia minta uang, tetapi malah dianiaya. Saya sempat mendatangi rumah mantan suami dan menanyakan, ternyata memang benar, ayahnya mengakui telah menampar. Tetapi dia membantah apabila istrinya ikut menganiaya,” beber Yanti di Mapolresta Kediri.
Malam hari setelah kejadian itu, RD tidak bisa tidur. Dia merasakan sakit di perutnya serta kepalanya pusing. Akhirnya Yanti mengantarkan anaknya melapor ke kantor polisi. RD pun kemudian divisum dan dimintai keterangan oleh petugas.
“Kami meminta keadilan. Supaya kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi setiap orang tua agar tidak berlaku semena-mena terhadap anaknya. Ini tadi, kami dipanggil untuk dimintai keterangan bersama Lupita, teman anak saya. Sewaktu kejadian dia memang bersama RD, tetapi menunggu di luar rumah,” beber perempuan berhijab warna biru ini.
Diakui Yanti, mantan suaminya tidak memperhatikan putrinya. Sejak berpisah darinya, ayah RD hanya dua kali memberikan uang senilai Rp 600 ribu. Padahal, biaya sekolah sang anak banyak. “Saya menyadari apa yang diharapkan oleh anak saya. Sebab, biaya sekolah memang mahal. Apalagi jarak tempuh dari rumah ke sekolah jauh. Setiap hari harus beli 2 liter bensin untuk sepeda motornya. Belum uang jajannya. Itu saja, dia bawa bekal makanan dari rumah setiap harinya. Jika sehari butuh uang Rp 20 ribu, sebulan sudah berapa?,” beber Yanti.
KBO Reskrim Polresta Kediri Iptu Agus Salim mengatakan, tengah mendalami penyelidikan kasus itu. Selama ini, Poresta Kediri sudah menerima aduan dari korban. “Untuk perkembangan terakhir kami belum tahu karena ditangani oleh PPA,” jelas Iptu Agus Salim di ruangannya. @agusS