Sakit Hati Diolok-olok Tak Punya Ayah, Bocah di Banyuwangi Nekat Gantung Diri

35

Banyuwangi, BeritaTKP.com – Seorang bocah berinisial MR (11), warga Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, nekat bunuh diri hingga tewas dengan cara menggantung lehernya di dalam dapur rumah. Jasad MR ditemukan pertama kali oleh ibu kandungnya, Wasiah (50). ”Ya, yang menemukan ibunya sendiri,” ujar Kapolsek Pesanggaran AKP Basori Alwi.

Wasiah menjerit sekeras-kerasnya ketika melihat tubuh anaknya yang baru menginjak kelas IV SD menggantung. Basori menceritakan, sebelum ditemukan meninggal pada Senin (27/2/2023) sore, sekitar pukul 11.00 siang, MR pulang dari sekolah dengan wajah murung. MR menangis dan langsung masuk ke dalam kamar tanpa bersalaman dan mencium tangan Wasiah yang sedang bersih-bersih di depan rumah. “MR langsung saja masuk ke rumah,” katanya.

MR lalu mengurung diri di dalam kamar. Dia tak kunjung menampakkan diri. Padahal, bocah tersebut setiap hari terbiasa membantu ibunya bersih-bersih. ”Biasanya setelah masuk rumah, ganti baju, lalu keluar lagi,” terangnya.

Karena MR tak kunjung keluar rumah, Wasiah mulai curiga. Ibu dua anak itu kemudian memanggil-manggil nama MR, namun tak kunjung dijawab. Wasiah semua mengira anaknya sedang tidur siang. ”Tapi, dicari di dalam kamar tidak ada,” ungkapnya. Wasiah lalu berjalan menuju ke dapur. Saat itulah dia menyaksikan tubuh anak kesayangannya tersebut sudah tergantung di pintu dapur. MR gantung diri menggunakan tali plastik berwarna biru.

Di tengah kepanikan tersebut, Wasiah sempat mencoba menurunkan tubuh MR. Namun, dirinya tak mampu, lantas menelepon kakak korban, Nur Rohim, yang bekerja di Pantai Pulau Merah. “Rohim datang dan langsung menurunkan tubuh adiknya. Saat diturunkan, diduga MR masih hidup karena denyut nadinya masih terasa,” katanya.

Berharap ada keajaiban, Rohim melarikan adiknya ke Klinik BSI di Dusun Pancer, Desa Sumberagung. Tapi sayang, sebelum sampai di klinik, MR mengembuskan napas terakhir. ”Informasi kejadian sampai ke polsek setelah magrib. Kami bersama anggota langsung ke lokasi,” ungkap Basori.

Alasan MR melakukan perbuatan nekat tersebut diduga karena frustasi sebab sering menjadi korban bullying oleh teman-temannya. ”Dia sering jadi korban perundungan di sekolah,” jelas Basori.

Menurut kertangan ibu korban, lanjut Basori, MR sering murung dan menangis saat pulang sekolah. Kepada ibunya, dia mengaku tidak tahan diolok-olok karena sudah tidak punya bapak.

Setiap di-bully oleh teman-temannya, MR pasti cemberut saat pulang sekolah. Bahkan, terkadang MR menangis. “MR biasanya nangis. Oleh ibunya ditanya, katanya diolok-olok temannya. MR dipanggil anak yatim. Bapaknya memang sudah lama meninggal,” terangnya.

Diduga karena kerap diolok-olok, mental MR terganggu. Bahkan, dia sering mengigau saat tidur. Dalam igauannya, MR mengaku sedang berjalan-jalan bersama bapaknya. ”MR sering manggil-manggil nama bapaknya. Katanya sering lihat bapaknya ada di rumah,” ujarnya. (Din/RED)