Jakarta -Berita TKP_Com Pendiri dan Presiden the World Peace Committee 202 Negara HE Mr Djuyoto Suntani adalah pelopor “Blusukan Internasional”. Sejak mendirikan the World Peace Committee pada 7 Maret 1997, 90 persen pasar pasar tradisional di seluruh Planet Bumi sudah dikunjungi oleh tokoh dunia kelahiran Jepara, Indonesia. Beliau bertemu, berinteraksi dengan semua elemen masyarakat sebagai Satu Keluarga Bumi.
“Di semua negara yang dikunjungi, selepas acara kenegaraan dengan Kepala Negara, Presiden Djuyoto Suntani selalu turun ke pasar- pasar tradisional, bertemu dengan semua orang,” jelas Deputi Presiden the World Peace Committee untuk Eropa Timur HE Mr Andrii V. Melnyk di Ukraina (28/10/2020).
Duta Besar Republik Indonesia untuk Ukraina HE Mrs Nining Suningsih pada tahun 2010, setelah acara di Kota Kremenchuk, mengantar Presiden Dunia HE Mr Djuyoto Suntani mencari pasar tradisional untuk mencari nasi kebuli yang dijual orang Tartar.
Tahun 2004 ketika habis meresmikan Gong Perdamaian Dunia di Kota Penglai, Shandong, China, tengah malam sembunyi-sembunyi keluar hotel naik taxi. Padahal hotel dijaga ketat oleh pengawal Polisi China.
“Bapak Presiden Dunia YM Djuyoto Suntani pakai celana pendek, kaos, topi, sandal jepit, petugas gak tau,” kata Arif Syaefudin, Sespri Presiden Dunia Mr Djuyoto Suntani yang tahun 2004 ikut ke China.
“Beliau ingin lihat Gong Perdamaian Dunia yang diresmikan sebagai orang biasa,” tambah Arif.
“Blusukan Internasional” yang dilakukan Presiden Dunia Mr Djuyoto Suntani murni untuk berinteraksi dengan seluruh warga Bumi. Tidak untuk pencitraan dan tidak diliput media.
Tujuan “Blusukan Internasional” yang dilakukan sejak tahun 1997 semata mata mewujudkan persaudaraan, perdamaian dan kekeluargaan bagi semua penduduk Bumi. @red