Pemkab Probolinggo Ekspor Perdana Konjac Powder ke Tiongkok

131

Probolinggo, BeritaTKP.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo melalui PT Probolinggo Big Power di Desa Sukokerto, Kecamatan Pajarakan, resmi melepas ekspor perdana konjac powder atau tepung porang ke Tiongkok, pada Selasa (21/11/2023) kemarin.

Mendengar hal itu, Direktur PT Probolinggo Big Power, Nurisyah Amirudin mengapresiasi pemerintah, khususnya Badan Karantina Indonesia yang telah berhasil membuka akses pasar komoditas tepung porang Indonesia ke Tiongkok.

“Saya tahu betul betapa gigih perjuangan beliau-beliau yang tidak pernah mengenal waktu untuk menjadikan Indonesia dapat berlenggang di pasar internasional. Harapan kami semoga di bawah kepemimpinan Bapak Kepala Badan Karantina Indonesia bisa membuka akses-akses pasar internasional yang lebih banyak lagi,” ujar Nursiyah, Selasa (21/11/2023).

“Saya mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Probolinggo dan instansi terkait yang juga mendukung untuk pertumbuhan industri di wilayah Kabupaten Probolinggo,” terangnya.

Sementara Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo Ahmad Hasyim mengatakan, perkembangan porang dimulai sekitar tahun 2008 ketika dirinya menjabat sebagai Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Probolinggo. “Saat itu kami ada program diversifikasi tanaman pangan non beras. Oleh karena itu kami memanfaatkan areal-areal tegakan di bawah hutan milik Perhutani. Jadi kami bekerja sama untuk memanfaatkan lahan yang ada di bawah tegakan,” katanya.

Menurut Hasyim, awalnya pihaknya ingin menanam jagung dan gandum. Namun akhirnya memilih untuk mengembangkan tanaman porang, yang dimana saat itu harganya masih Rp200 per kilogram. Meski demikian, harga tersebut sudah bersaing dengan harga ketela pohon. Saat ini perkembangan tanaman porang sangat luar biasa sekali.

Hasyim berharap, ekspor kali ini dapat menumbuhkan perekonomian masyarakat Probolinggo. “Harapannya perkembangan tanaman porang yang sekarang bisa sampai ekspor ke Tiongkok ini mampu menumbuhkan perekonomian masyarakat sehingga angka kemiskinan dan pengangguran yang ada di Kabupaten Probolinggo turun,” jelasnya.

Ia berharap agar harga jual porang di tingkat petani meningkat. Sebab menanam tanaman porang ini sangat mudah sekali, cukup ditabur benihnya dan dibiarkan selama 2 tahun. Namun ketika berusia 5 tahun tanaman ini harus dijaga kalau tidak ingin dipanen orang. Hal ini menandakan bahwa tanaman ini sudah mempunyai nilai ekonomis tinggi.

“Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada PT Probolinggo Big Power yang telah mengembangkan tanaman porang ini hingga bisa ekspor ke Tiongkok. Mudah-mudahan ke depan tidak hanya Tiongkok saja tetapi ke seluruh dunia. Sehingga ujungnya terjadi peningkatan ekonomi masyarakat yang mampu mengurangi angka pengangguran dan menurunkan kemiskinan di Kabupaten Probolinggo,” tegasnya.

Senada dengan Hasyim, Sahat Manaor Panggabean juga memberikan apresiasi kepada setiap upaya untuk meningkatkan kegiatan keekonomian di level bawah. Kata dia, melihat sejarahnya, tahun 2008 perkembangan tanaman porang sudah dimulai.

“Jika bicara ekspor ke Tiongkok kita sempat dilarang terutama pada saat Covid-19. Setelah itu teman-teman karantina berjuang terus untuk membuka akses pasar ke Tiongkok. Dari sekian belas mendaftar yang baru disetujui baru 2 dan salah satunya PT Probolinggo Big Power. Saya yakin kualitas yang dihasilkan sesuai dengan keinginan di Tiongkok,” ungkapnya.

Kata Sahat, Badan Karantina Indonesia di pusat tidak bisa menjangkau ke bawah. Yang bisa hanyalah Pemerintah Daerah. “Saya minta kalau bisa diperluas kapasitasnya. Pabrik lanjutannya dibangun disini dan saya akan datang lagi untuk melihatnya,” tegasnya.

Ia mengapresiasi Pemerintah Daerah karena telah mengedukasi tentang tanaman porang yang nilai jualnya bagus. Apalagi tidak semua negara bisa tumbuh tanaman porang. Oleh karena tanaman porang di Kabupaten Probolinggo bisa dikembangkan dengan baik. “Melalui ekspor perdana tepung porang ke Tiongkok ini saya menginginkan petani kita sejahtera. Karena memang tujuan utamanya adalah mensejahterakan petani. Jangan lupa harga di tingkat petani diperhatikan,” tukasnya.

Terlihat, Direktur PT Probolinggo Big Power Nursiyah Amirudin, Kepala Pusat Karantina Indonesia AM Adnan, Kepala BBKP Surabaya drh Cicik Sri Sukarsih, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Dydik Rudi Prasetya serta sejumlah pejabat terkait di lingkungan Pemerintah Kabupaten Probolinggo. (Din/RED)