Tulungagung, BeritaTKP.com – Dampak dari wabah virus Penyakit Mulut dan Kuku membuat para pedagang sapi di Tulungagung mengeluh, karena selama hamper dua bulan terakhir harga jual sapi turun cukup banyak dari harga pasaran biasanya.
“Harganya turun cukup lumayan. Harga yang belum stabil dan pasaran sepi karena pedagang harus berfikir dua kali untuk membeli sapi, karena pengaruh wabah PMK,” kata Nanang, pedagang sapi asal Kras, Kediri, saat ditemui di Pasar Hewan Terpadu (PHT) Tulungagung, Jawa Timur, Jumat (14/2/2025).
Nanang mengaku sengaja datang untuk melihat aktivitas pasar hewan yang pada hari itu adalah hari pertama pembukaan kembali pasar hewan. Sebelumnya, Pasar Hewan Terpadu Tulungagung ditutup sejak awal pekan kedua Januari 2025. Saat ini aktivitas perdagangan masih lesu karena minimnya pedagang dan pembeli.
Pedagang sapi asal Tanggunggunung, Agus, mengatakan, bahwa jumlah pedagang maupun pembeli menurun drastis. Harga sapi juga mengalami penurunan signifikan dibandingkan sebelum wabah PMK merebak.
“Biasanya sapi saya laku Rp15 juta, sekarang hanya Rp13 juta. Pasar sepi, harga anjlok,” kata Agus.
Sebelumnya, harga sapi di kisaran Rp15 juta kini turun sekitar Rp2 juta akibat dampak virus PMK yang kembali merebak sejak Desember 2024.
Agus yang biasanya membawa enam ekor sapi ke pasar, kali ini hanya membawa tiga ekor. Dari jumlah itu, dua ekor sudah terjual dengan harga lebih rendah.
“Saya tidak bisa menahan sapi terlalu lama. Uang hasil penjualan harus segera diputar,” ujarnya.
Koordinator PHT Tulungagung, Harmanto, membenarkan kondisi pasar masih sepi setelah dibuka kembali. Jumlah sapi yang masuk juga menurun drastis.
“Biasanya ada sekitar 750 ekor sapi, hari ini hanya 208 ekor, mayoritas dari pedagang lokal,” kata Harmanto.
Sepinya pasar berimbas pada retribusi yang diterima. Saat ini, pendapatan retribusi hanya Rp 520 ribu dari 208 ekor sapi, jauh lebih rendah dibanding hari normal yang mencapai Rp1,8 juta dari 750 ekor sapi.
Harmanto memastikan PHT Tulungagung tetap beroperasi sesuai arahan pemerintah daerah. Jika ada kebijakan penutupan kembali, pihaknya siap mengikuti instruksi. (sy/red)