Pagi Tadi, Gunung Semeru Muntahkan Lava Pijar Sejauh 2,5 Kilometer

35

Lumajang, BeritaTKP.com – Pos Pantau PVMBG Gunung Semeru mengabarkan bahwa Gunung Semeru kembali memuntahkan lava pijar pada Kamis (30/3/2023) dini hari tadi. Teramati, gunung tertinggi di pulau Jawa tersebut mengeluarkan guguran lava pijar satu kali dengan jarak luncur 2,5 kilometer mengarah ke besuk kobokan disertai suara gemuruh 5 kali.

Tak hanya itu, dari pantauan CCTV tim pemantau, juga terlihat kolom abu membumbung tinggi dari puncak kawah. Sekitar 12 jam terakhir teramati 3 kali letusan tinggi asap sejauh 700 meter berwarna putih kelabu condong ke arah utara – timur laut.

Sementara, gempa letusan tercatat terjadi sebanyak 22 kali dengan amplitudo maksimal 24mm berdurasi 86-173 detik. Gempa guguran 1 kali dengan amplitudo 9mm berdurasi 150 detik. Atas peningkatan aktivitas itu, hingga kini Gunung tertinggi di Pulau Jawa itu masih berstatus Siaga level III.

Kepala Pelaksana BPBD Lumajang, Patria Dwi Hastiadi mengatakan adanya peningkatan aktivitas vulkanik itu sejauh ini tidak berdampak ke pemukiman di sekitar lereng. “Tidak berdampak ke area yang dibawah yang bisa berdampk kalau terjadi APG (Awan Panas Guguran),” katanya pada Kamis (30/3/2023).

Meski demikian, ia menghimbau kepada masyarakat untuk tetap meningkatkan kewaspadaan akan aktivitas vulkanik semeru. Menurutnya, di peralihan cuaca kali ini, masyarakat diminta waspada akan terjadinya banjir lahar hujan. Sebab, material sisa erupsi hingga saat ini masih menumpuk di bibir kawah bisa menyebabkan banjir.

Selain itu, masyarakat juga diminta untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak. Warga juga dilarang beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar. (Din/RED)