
Mojokerto,BeritaTKP.Com — Kasus penyakit masyarakat makin marak jelang Ramadan tahun 2025. Dalam rangka menyambut bulan suci, Petugas Satpol PP Kota Mojokerto melaksanakan razia gabungan di sejumlah rumah kos yang diduga disalahgunakan menjadi tempat asusila.
Hasilnya, petugas mengamankan pasangan bukan pasutri yang tertangkap basah berada di salah satu kamar kos, di lingkungan Kuwung, kelurahan Meri, Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto, pada Sabtu (22/2/2025) malam.
Kabid Ketentraman dan Ketertiban Umum (Trantibum) Satpol PP Kota Mojokerto, Akhmad Ajib Mustofa, mengatakan kegiatan razia gabungan menyasar rumah kos yang terindikasi disalahgunakan sebagai tempat mesum atau kumpul kebo.
“Dari razia gabungan ini, kami mengamankan satu pasangan bukan pasutri, Mereka kedapatan berada di salah satu kamar kos Kelurahan Meri,” jelasnya, Minggu (23/2/2025).
Ia mengungkapkan, petugas mendapat laporan dari masyarakat terkait adanya kamar kos yang dihuni oleh pasangan di luar nikah.
Pihaknya segera mendatangi tempat tersebut dan menemukan yang bersangkutan berada di dalam satu kamar kos. Dari hasil memeriksa keduanya dipastikan bukan pasangan suami istri.
“Kedua pasangan muda itu berasal dari luar kota indekos di Kuwung, Meri. Kita bawa ke kantor Satpol PP Kota Mojokerto, untuk dilakukan pembinaan agar tidak mengulangi perbuatannya,” ucap Akhmad Ajib.
Menurut dia, pihaknya akan intensif melakukan razia dalam rangka menciptakan kenyamanan masyarakat apalagi menjelang bulan suci Ramadhan, pada pekan depan.
“Kita akan terus melakukan pemantauan, khususnya tempat karaoke, warung remang-remang dan kos-kosan di Kota Mojokerto menjelang Ramadhan,” bebernya.
Kepala Penegakan Perda Satpol PP Kota Mojokerto, Fudi Harijanto, menjelaskan pihaknya melakukan pemeriksaan terkait pasangan bukan pasutri tersebut.
“Yang laki-laki dari Jakarta usia 24 tahun dan wanita asal Lamongan,” ujar Fudi.
Ia menyebut, pihaknya juga menemukan dua botol minuman beralkohol di dalam kamar kos yang dihuni bersangkutan. Dari pengakuan mereka, si wanita adalah bekerja sebagai sales minuman.
“Mereka pasangan bukan istri, untuk minuman itu dari yang perempuan digunakan tester yang dibawa ke kos. Hanya sebagai sampel, bukan diperjualbelikan.Di sini hanya bekerja dan kos di Meri,” pungkasnya.(Red/Imm)