Surabaya, 4 November 2025 — Banu Atmoko, mahasiswa Program Magister (S2) RPL Manajemen Pendidikan Kelas E, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya (UNESA), menyerahkan karya bukunya yang berjudul “Pendidikan yang Membahagiakan: Transformasi Manajemen Sekolah Menuju Ekosistem Belajar yang Merdeka dan Bermakna” kepada tiga dosen pembimbingnya: Prof. Dr. Suryanti, M.Pd, Dr. Mohammad Syahidul Haq, S.Pd., M.Pd, dan Dr. Kaniati Amalia, M.Pd. Penyerahan dilakukan secara langsung di ruang kerja masing-masing dosen pada Selasa (4/11/2025) pukul 11.00 WIB.
Mahasiswa kelahiran April 1984 ini dikenal sebagai sosok pendidik inspiratif. Selain menempuh studi S2 di UNESA, ia juga menjabat sebagai Kepala Sekolah SMP PGRI 6 Surabaya yang berlokasi di Jl. Bulak Rukem III No. 7–9, Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir, serta sebagai Ketua MKKS SMP Swasta Surabaya Utara.
Latar Belakang Buku
Dalam refleksinya, Banu Atmoko menjelaskan bahwa buku ini lahir dari keresahan terhadap paradigma pendidikan yang masih menitikberatkan pada pencapaian akademik, sementara aspek kebahagiaan dan kesejahteraan siswa (student well-being) kerap terabaikan.
“Gelar Magister Manajemen Pendidikan seharusnya tidak hanya menghasilkan perencana atau administrator yang ulung, melainkan juga agen perubahan yang mampu mengelola mutu secara holistik,” ujarnya.
Menurutnya, mutu pendidikan tidak semata-mata diukur dari tingginya skor akademik, tetapi juga dari sejauh mana sekolah mampu menciptakan ekosistem belajar yang menumbuhkan rasa bahagia, aman, dan bermakna bagi seluruh warganya.
Isi dan Gagasan Utama
Proses penulisan buku ini sangat dipengaruhi oleh pengalaman akademiknya selama menempuh perkuliahan di UNESA, khususnya pada mata kuliah Kepemimpinan Pendidikan dan Manajemen Mutu Pendidikan.
Dalam buku tersebut, ia menyoroti dua pilar utama:
- Manajemen Organisasi Sekolah
Sekolah yang membahagiakan harus memiliki struktur manajemen yang fleksibel dan kolaboratif. Kepala sekolah perlu beralih dari gaya kepemimpinan berbasis kontrol menuju gaya coaching leadership yang berfokus pada pengembangan potensi guru. Supervisi harus diubah dari model inspeksi menjadi dialog profesional yang menguatkan. - Manajemen Kurikulum dan Evaluasi
Aspek evaluasi sering menjadi sumber stres bagi siswa. Karena itu, diperlukan transformasi manajemen evaluasi yang berorientasi pada assessment as learning, bukan assessment of learning. Evaluasi seharusnya menjadi sarana penguatan, bukan vonis.
Selaras dengan Semangat Merdeka Belajar
Banu menegaskan bahwa gagasan Pendidikan yang Membahagiakan sejalan dengan visi Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan. Buku ini menawarkan panduan praktis bagi para pengelola sekolah untuk mengimplementasikan nilai-nilai kebebasan belajar, di antaranya:
- Manajemen Otonomi Guru: Memberikan ruang inovasi bagi guru tanpa beban administrasi berlebihan.
- Manajemen Budaya Positif: Menciptakan iklim sekolah yang aman, penuh rasa hormat, dan menumbuhkan sense of belonging.
- Kepemimpinan Berbasis Kearifan Lokal: Mengangkat filosofi Jawa dalam kepemimpinan pendidikan, sejalan dengan ajaran Ki Hajar Dewantara tentang “menuntun tumbuhnya kodrat anak agar mereka bahagia”.
Pesan dan Harapan Penulis
Melalui buku ini, Banu Atmoko berharap dapat berkontribusi pada praktik manajemen pendidikan yang menyeimbangkan antara mutu dan kebahagiaan.
“Mutu dan kebahagiaan bukanlah dua hal yang saling meniadakan, melainkan dua sisi dari mata uang yang sama. Manajemen sekolah yang cerdas mampu menjadikan proses pendidikan itu sendiri sebagai sumber kebahagiaan—baik bagi guru yang mengajar maupun bagi siswa yang belajar,” pungkasnya. (XOXO)





