Jogja, BeritaTKP.com – Seorang warga negara asing (WNA) asal Spanyol bernama Jacinto Cornejo Denise Del Carmen, mendaki secara ilegal dan kesasar di Gunung Merapi. Wanita itu sempat dilaporkan mengalami hipotermia.
“Tadi pagi TRC BPBD Boyolali mendapat informasi bahwa ada seorang WNA di Pasar Bubrah (kawasan puncak Merapi) mengalami hipotermia,” kata Kepala Pelaksana BPBD Boyolali, Suratno, Kamis (14/9/2023) dilansir detikJateng.
Tim SAR gabungan kemudian naik melalui jalur pendakian Selo untuk proses evakuasi, Kamis pagi. Denise akhirnya bisa dievakuasi dan dibawa turun sekitar pukul 12.00 WIB.
Aktivitas Denise mendaki Merapi dipastikan ilegal. Pasalnya, Gunung Merapi saat ini masih ditutup untuk pendakian.
“Kejadian pada hari ini adalah pendaki Gunung Merapi sebagai pendaki ilegal, karena kondisi status atau kondisi yang sebenarnya bahwa pendakian Gunung Merapi ditutup sejak 2018 sejak status Merapi Waspada. Kemudian 2020 (status naik) Siaga tetap masih ditutup dan informasi penutupan sudah kita sebar melalui media sosial maupun papan informasi di jalur pendakian New Selo maupun Sapu Angin,” kata Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional wilayah II Boyolali-Klaten Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) Ahmadi di kantor Resort Selo, Boyolali, Kamis (14/9).
“Pada pendaki ini memang terlewat dan kebetulan pendaki dari Spanyol bertemu dengan orang yang mungkin memberikan penjelasan kurang tepat sehingga beliau ini tetap naik sampai atas,” jelas dia.
Diketahui, Denise mendaki ke Merapi sendirian. Denise datang ke Selo, Boyolali dengan mengendarai motor matik dengan pelat nomor asal Jogja. Dia tiba di Selo Rabu (13/9) sekitar pukul 10.00 WIB dan langsung naik ke Merapi.
Disebutkan Ahmadi, keberadaan pendaki WNA di kawasan puncak Merapi itu diketahui tadi malam, menginformasikan kesulitan untuk turun karena disorientasi dan kondisi fisik yang sudah melemah.
“Tadi pagi kami dapat informasi secara formal dari masyarakat juga melalui CCTV BPPTKG tadi pagi terdeteksi jam 08.45 WIB masih berada di titik Pasar Bubrah,” jelasnya.
Selain itu, lanjut dia, Denise juga menghubungi pihak asuransinya dan menyampaikan bahwa dirinya perlu pertolongan. Kemudian menghubungi pihak SAR Surakarta dan Balai Taman Nasional. Tim SAR gabungan kemudian melakukan evakuasi.
Sementara itu, kepada wartawan, Denise mengaku kondisinya baik-baik saja dan sehat. Dia mendaki Gunung Merapi pada Rabu (13/9) kemarin pukul 10.00 WIB.
“I am okay. Likely nothing happened, so I had to climb, I’ve been doing hiking for 12 hours (Saya baik-baik saja. Tidak ada yang terjadi, saya harus memanjat. Saya telah mendaki lebih selama 12 jam),” kata Denise di Pos New Selo, Kamis (13/9).
Denise mengatakan, dirinya merasa ketakutan karena kedinginan. Dia menduga mengalami hipotermia dan kelelahan. Dia juga bermalam di atas dan mengandalkan selimut untuk tetap hangat.
“The worst part was at night, I couldn’t see anything. Everything I touched like going down and I couldn’t find a way back. But I had safety blanket, I could cover my self and going through the night (Bagian terburuknya saat malam, saya tidak bisa melihat apa pun. Apa pun yang saya sentuh seperti jatuh dan tidak bisa menemukan jalan pulang. Tapi saya punya selimut keamanan, saya bisa menutupi tubuh saya dan melewati malam),” ucap dia.
Dia mengucapkan terima kasih kepada tim penyelamat. Setelah berkomunikasi dengan wartawan, Denise dibawa turun petugas ke Puskesmas Selo untuk diperiksa kondisinya. Selanjutnya dibawa ke Kantor Resort Selo BTNGM. (red)