Surabaya.BeritaTkp.com – Mengacu pada program pemerintah yang mengratiskan dalam bidang pendidikan seringkali ada saja pungutan-pungutan liar. Dalam hal ini, terjadi di SMA Negeri 19 di daerah Nambangan Surabaya. Sungguh ironis tentang masalah pungutan yang terjadi dilingkup SMA Negeri 19 Surabaya, banyak pungutan liar yang berbau dengan tedensi iuran bagi para murid.
Berbagai cara untuk mendapatkan pungli supaya tidak tercium kalangan media, di tata dengan rapi dan serta aliran dana yang terkumpul untuk kepentingan sekolah SMA Negeri 19 Surabaya. Menurut Informasi yang ditemukan BeritaTkp.com, mengenai penyimpangan yang terjadi di sekolah SMA Negeri 19 dari narasumber anak didik dan wali murid yang engan di sebut namanya mengatakan, ”pada pasca kurban Idul Adha di mintai dana senilai 50.000. untuk pentas seni di kenakan biaya senilai 50.000. juga penarikan uang kas senilai 5000. yang akan natinya di serahkan ke wali kelas. Bagi siswa yang tidak membayar maka sanksinya pada saat kenaikan kelas wali murid di minta supaya melunasi biaya pungutan tersebut “ Ungkapnya.
Saat ditemui wartawan beritaTKP, Tri kurniawati selaku Humas sekolah SMA Negeri 19 sempat menyangkal adanya praktek pungutan liar dilokasi sekolahan SMA Negeri 19. Dan sebagai humas SMA Negeri 19 mengatakan, “ adanya pungutan liar itu atas kesepakatan para murid sendiri dan pihak sekolah tidak mengetahui masalah iuran semua itu”ungkapnya.
Dalam penemuan wartawan beritaTKP, banyaknya iuran yang di kumpulkan dan apabila di kalkulasi pendapatan penarikan uang pungli, diperkirakan ratusan juta rupiah. Begitu banyaknya pendapatan tersebut semuanya itu ada dugaan dipergunakan untuk keperluan sekolah SMA Negeri 19 Surabaya.
Tersiar kabar yang di dapat wartawan beritaTKP, uang yang terkumpul untuk pembelian alat alat sekolah seperti, kipas angin, sapu sekolahan, Kapur tulis, dan keperluan lain demi kepentingan sekolahan SMA Negeri 19 Surabaya. Padahal apa yang di butuhkan untuk keperluan sekolah sudah ada anggaran dari pemerintah sendiri.(gofur)