Jelang Ramadhan, Warga Gresik Berbondong Datangi Makam Guna Lakukan Tradisi Padusan

36

Gresik, BeritaTKP.com – Mengingat bulan suci Ramadhan akan datang, masyarakat Kabupaten Gresik serentak menggelar tradisi tiap tahun jelang Ramadhan yaitu Padusan atau yang biasa disebut masyarakat jawa Megengan. Tradisi ini yakni melakukan ritual mendoakan orang tua atau sanak saudara yang telah meninggal sebelum memasuki bulan Ramadhan.

Dalam tradisi Padusan itu, masyarakat terlihat berbondong bondong mendatangi makam Islam Tlogopojok di Jalan Gubernur Suryo, Kelurahan Tlogopojok, Kabupaten Gresik.

ILUSTRASI.

Tentunya dengan adanya tradisi ini, sejumlah penjual bunga dan penyedia jasa pembersih makam merasakan dampaknya, yakni keuntungan finansial. Salah satu penjual bunga tabur bernama Ningsih (45) bahkan mampu mendongkrak omzet penjualan hingga 3 kali lipat dari hari biasa.

Untuk sebungkus bunga, Ningsih mematok harga Rp 5 ribu. Dalam sehari, Ningsih bisa meraup pemasukan hingga Rp 150 ribu.”Alhamdulillah menjelang Ramadan seperti ini keuntungan berkali lipat dari hari biasa, bunga semakin mahal karena itu isinya makin sedikit,” kata Ningsih, Rabu  (22/3/2023) kemarin.

Kembang untuk Padusan terdiri dari kenanga, mawar merah, melati atau sedap malam, dan pandan. Bunga-bunga tersebut kerap dikenal dengan istilah kembang telon. “Aromanya wangi, peziarah biasanya menaburkan bunga usai membaca yasin dan doa-doa kepada mereka yang sudah berpulang,” jelas Ningsih.

Selain penjual bunga tabur, jasa pembersih makam juga mengaku untung banyak. Para pria dan anak-anak hingga dewasa sering kali menawarkan jasa tersebut kepada peziarah untuk membersihkan makam. Tugas mereka mulai dari mencabut rumput, hingga ilalang yang tumbuh di atas makam lantaran sudah lama tak dikunjungi.

“Ya kita tawarkan kepada para peziarah. Kita biasanya gak narif, dikasih seikhlasnya. Kadang di beri Rp 5 ribu kadang Rp 2 ribu. Tergantung pekerjaannya,” kata Yuda, salah satu jasa pembersih makam.

Senada, Arifin (12) warga sekitar juga menawarkan jasa pembersih dengan memanfaatkan libur sekolah. Dalam sehari, ia bisa mengantongi Rp 50 ribu. “Sehari paling kecil dapat Rp 50 ribu, ini saya pribadi dan hanya untuk jasa mbabati rumput, untuk jasa mengecat makam itu beda lagi,” tuturnya.

Tradisi Padusan sendiri biasanya dilakukan oleh masyarakat tiga atau sehari jelang Ramadhan. Selain penjual bunga dan jasa pembersih makam yang mendapat keuntungan, warga sekitar juga memanfaatkan hal itu untuk berjualan aneka kuliner. Tak jarang, para peziarah mampir untuk membeli oleh-oleh makanan khas Tlogopojok setelah melakukan ziarah. (Din/RED)