Gegara Endapan Kotoran Sapi, Sungai Keyang di Ponorogo Tercemar

32

Ponorogo, BeritaTKP.com – Warga kawasan Desa Ngadirojo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Ponorogo, diresahkan dengan bau tak sedap yang berasal dari Sungai Keyang. Bau tersebut ditimbulkan akibat endapan kotoran sapi yang membentuk sedimentasi di sepanjang aliran sungai.

Selain menimbulkan sedimentasi, air sungai yang dicemari oleh kotoran sapi ini juga berubah warga menjadi kehijauan dan berbuih. Penampakan sungai yang menjijikkan dan juga berbau tersebut dinilai mengganggu aktivitas warga yang tinggal di sekitar sungai.

Salah seorang warga Ngadirojo bernama Arif Santoso mengatakan, jika limbah kotoran sapi tersebut telah lama mencemari aliran sungai di desanya. Parahnya, limbah kotoran sapi tersebut tidak berasal dari desannya, melainkan dari sentra peternakan sapi perah yang ada di hulu sungai, yakni di Kecamatan Pudak.

Arif menyayangkan dengan tidak adanya proses pengolahan kotoran sapi dan juga sejumlah peternak sapi yang memilih membuang kotoran sapinya di sejumlah titik aliran sungai. “Sudah lama, semenjak adanya pengembangan sapi perah. Dampaknya air menjadi kotor dan berbau saat banjir,” kata Arif.

Tak hanya itu, warga lain bernama Pujiana menuturkan jika pencemaran limbah kotoran sapi ini juga berdampak pada salah satu sektor wisata yang ada di Kecamatan Sooko, yakni yakni Air Terjun Pletuk. Saat ini wisata alam tersebut sudah tidak bisa lagi dikunjungi karena air sudah berbau dan berubah warna menjadi hijau.

Ia khawatir jika ini terus dibiarkan, aliran sungai yang juga menuju Waduk Bendo tersebut dapat menghambat aliran air menuju waduk karena terkena sedimentasi. Selain itu ia juga takut air yang berada pada Waduk Bendo juga tercemar limbah kotoran sapi dan membuat ekosistem pada waduk menjadi terganggu.

“Ketika musim penghujan baunya luar biasa menyengat, kalau ini terus dibiarkan ditakutkan aliran sungai ini akan tertimbun seluruhnya oleh kotoran sapi,” tutur Puji.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo, Gulang Winarno mengatakan bahwa pihaknya sudah sering melakukan sosialisasi kepada sejumlah peternak sapi, seperti membuat pengolahan kotoran sapi untuk dibuat biogas ketimbang dibuang ke sungai.

Namun karena banyaknya kotoran sapi, masih banyaknya para peternak yang nekat membuang kotoran sapi ke sungai. “Memang tercemar, kita lihat di air terjun Pletuk itu saja, luar biasa baunya. Jadi harapan kita kepada masyarakat mari kita bersama-sama mengelola limbah masing-masing peternak agar air kita kembali bersih,” ujar Gulang. (Din/RED)