SURABAYA, BeritaTKP.com – Arca Joko Dolog menurut legenda dibuat pada tahun 1289 Masehi sebagai bentuk penghormatan kepada RAJA KERTANEGARA yang memerintahkan kerajaan Singosari pada waktu itu. Arca tersebut di temukan pada tahun 1812 M di Desa Bejijong Trowulan Mojokerto dan dibawa/dipindahkan ke Surabaya pada tahun 1817 M dengan rencana akan dibawa ke Negeri Belanda, tetapi karena sesuatu hal akhirnya ditinggalkan di tepi sungai pada akhirnya arca tersebut dipindahkan lagi di jalan Taman Apsari – Surabaya.

Pada Saat ini Cagar Budaya Arca Joko Dolog dikunjungi oleh sebagian warga Surabaya, luar kota Surabaya, dan bahkan Manca Negara, yang bertujuan untuk berwisata dan/atau melaksanakan ibadah/sembahyang sesuai keyakinan dan agamanya masing-masing. Ada banyak hal di tengah masyarakat yang telah menjadi bagian dari warisan para leluhur bangsa dan negara Indonesia ini yang sudah ada sejak zaman kerajaan-kerajaan di Nusantara. Tidak hanya kesenian dan kebudayaan tetapi juga mewariskan tata cara dalam berhubungan dengan Tuhan, hubungan dengan alam semesta, keselarasan antara makhluk hidup yang berbeda dimensi dan komunikasi dengan makhluk hidup lainnya sesama ciptaan Tuhan (tumbuhan dan hewan). Supranatural, Paranormal dan Spiritual sudah menjadi bagian dari masyarakat di Nusantara yang berdampingan dengan agama.

Pada Bulan Suro dianggap Bulan Istimewa, Sehingga Setiap tahun dibulan Suro, di depan cagar Budaya Arca Joko Dolog diselenggarakan acara Sedekah Bumi (Wayangan) dan ruwatan.

Dikarenakan lokasi Arca Joko Dolog berada ditengah kota Surabaya, dengan peradaban modern, maka Pada tahun 2024 kami memberanikan diri membuat konsep acara yang berbeda yaitu menggabungkan tradisi budaya tradisional dengan seni musik modern, diselenggarakan sinergitas Pegiat Seni dan Budaya, selanjutnya terlahir nama acara Yaitu FESTIVAL JOKO DOLOG SURABAYA, dengan Tema BUDAYA JATI DIRI BANGSA. Festival Joko Dolog Surabaya pertama kali diselenggarakan oleh 3 organisasi yang bersinergi, yaitu Seduluran abdi dalem eyang joko dolog, ketua/warga RW.02 dan KPJ (kelompok pemusik jalanan). Setelah sukses menyelenggarakan acara tersebut, kami bersepakat menjadikan agenda tahunan, yang dikenal dengan FJDS.

FESTIVAL JOKO DOLOG SURABAYA 2025 adalah agenda tahunan ke-2 diselenggarakan di depan cagar budaya arca joko dolog Surabaya, pada 16-17 Jull 2025 (2 hari-2 malam) dengan berbagai tampilan seni dan budaya, diantaranya: Jaranan, Live Musik Ambyar/Reggae/Pop/Metal, Tari Tradisional, Campusari, Pagelaran Wayang Kulit, Kirab sesaji sura, dan Ruwatan Massal.

Adapun Stand Bazar UMKM yang disediakan Kuliner Nusantara, Tosan Aji/Keris, Batu Akik, Fashion Adat, Pengobatan Tradisional, Konsultasi Kartu Tarot, Konsultasi Spiritual, Penyewaan Baju Adat dan Foto Keluarga. Panitia juga bekerjasama dengan berbagai instansi untuk mengadakan sosialisasi/edukasi dilokasi, diantaranya penyuluhan bahaya narkoba dan kewaspadaan keuangan di era digital, serta Talk Show dengan Tema Kebudayaan. Kami juga menyelenggarakan Lomba-Lomba Tradisional, Lomba Dakon, mewarnai dan menulis aksara Khusus siswa PAUD/TK/SD

FESTIVAL JOKO DOLOG SURABAYA 2025 diselenggarakan oleh 5 organisasi bersinergi:

  1. Seduluran Abdi Dalem Eyang Joko Dolog
  2. KPJ (Kelompok Pemusik Jalanan) Surabaya
  3. Ketua/Warga RW.02 Kel. Embong Kaliasin
  4. FKPPAI DPD Jawa Timur (Forum Keluarga Paranormal dan Penyembuhan Alternatif Indonesia)
  5. DPD HPK Prov. Jawa Timur (Himpunan Penghayat Kepercayaan)

Adapun Maksud dan Tujuan diselenggaranya FESTIVAL JOKO DOLOG adalah sebagai berikut:

  1. Memperkenalkan Cagar budaya Arca Joko Dolog Kepada Masyarakat yang lebih luas, baik Warga Surabaya dan/atau Luar Surabaya. Sehigga kedepan akan banyak masyarakat yang mengerti serta peduli terhadap pelestarian budaya khususnya di area Arca Joko Dolog.
  2. Sedekah bumi dan Ruwatan dibulan Suro, Sebagai rasa Syukur dan memohon perlindungan Serta Keselamatan Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  3. Menjaga dan melestarikan budaya bangsa Indonesia, ditengah perubahan peradaban, agar tidak terkikis oleh modernisasi dan globalisasi negatif.
  4. Sebagai wadah kegiatan silaturahmi para ilmuan, Pegiat seni, Pegiat Budaya, praktisi Supranatural, Paranormal, dan Spriritual
  5. Sebagai sarana belajar mengajar Seni dan Budaya Nusantara, Khususnya para pemuda/Pelajar
  6. Meningkatan ekonomi kerakyatan melalui stand bazar UMKM dan Stand Bazar Benda Pusaka, Batu Akik, Penyewaan Baju adat dan Baksos Pengobatan Tradisional/Alternatif di sekitar area.
  7. Berharap FESTIVAL JOKO DOLOG SURABAYA Menjadi agenda tahunan dan sebagai Event yang diminati Masyarakat, dan didukung sepenuhnya oleh Pemerintah. (rifai)