
Jakarta, Berita TKP.Com – Polisi mengungkap ada sosok perempuan misterius yang diduga bagian dari komplotan wartawan gadungan dalam melakukan pemerasan di Jakarta Selatan (Jaksel). Perempuan tersebutlah yang pertama menghampiri korban, SA (42), di rumahnya di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan.
“Pada saat korban sedang memarkirkan kendaraan, tiba-tiba datang seorang wanita dengan mengenakan kemeja putih dan mengenakan jaket warna hitam dan menggunakan masker.Pada saat itu, wanita tersebut berkata kepada korban ‘bisa ikut kami keluar sebentar’ dan korban jawab, ‘ada apa nih’,”kata Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Ressa Fiardy Marasabessy kepada wartawan, Minggu (16/2/2025).
Tak berselang lama, datang para pelaku lainnya menghampiri korban.Mereka mengancam akan memviralkan korban setelah ngamar bareng seorang wanita di hotel jika tidak memberikan sejumlah uang.
“Setelah korban jawab tersebut, tiba-tiba datang beberapa orang ke tempat parkiran korban mengancam akan memviralkan kejadian di hotel apabila korban tidak menyerahkan sejumlah uang,” tuturnya.
Korban
Ressa mengatakan pihak kepolisian masih mencari tahu sosok perempuan tersebut.Para tersangka, lanjut dia, belum terbuka terkait sosok perempuan tersebut.
“Dia diduga komplotannya juga. Tetapi para pelaku ini belum terbuka, jadi identitasnya belum kita dapatkan si cewek ini,” imbuhnya.
Total enam wartawan gabungan sudah ditangkap Tim Opsnal Unit III Subdit Resmob Polda Metro Jaya di 6 lokasi pada 7 Februari 2025. Keenam orang tersebut adalah MS (40), FFH (63), DP (57), HPS (52), MN (52), dan JP (43).
Mengira Korban Jaksa
Para pelaku mengira korban laki-laki berinisial SA (42), seorang jaksa, padahal bukan. Mereka membuntuti korban setelah check-in bersama perempuan di sebuah hotel di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pada Kamis, 30 Januari 2025.Saat tiba di depan rumah orang tuanya, korban dihampiri seorang perempuan yang memintanya untuk ikut keluar guna membicarakan sesuatu.
“Iya, mereka mengiranya korban jaksa, padahal bukan. Jadi asal nebak aja mereka. Korban karyawan swasta,” kata AKBP Ressa Fiardy Marasabessy saat dihubungi detikcom, Rabu (13/2).
Korban bersama para pelaku kemudian pergi ke sebuah warung yang letaknya tidak jauh dari rumah orang tua korban.Di sana, pelaku tersebut memperlihatkan foto di handphone yang memperlihatkan mobil korban sedang di garasi sebuah hotel.
Dengan modal foto tersebut, para pelaku kemudian memeras korban. Korban diminta memberikan uang Rp 30 juta dan jika tidak maka mereka akan memberitakan di 30 media.
“Pelaku bilang ‘ini kami dari media mau diramaikan di rumah sekarang atau ada kebijaksanaan’. Lalu salah satu pelaku bilang ‘Abang jaksa kan?’ dan dijawab korban ‘bukan’, tetapi pelaku tidak percaya dan terus memaksa korban,” jelasnya.
Singkatnya, setelah bernegosiasi, korban kemudian mentransfer sejumlah uang ke rekening salah satu pelaku dan sisanya diminta untuk ditransfer 3 minggu lagi.(Red/Imm)