Surabaya, BeritaTKP.com – DPC Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Surabaya bersama kelompok Cipayung Plus menggelar demonstrasi dengan membawa berbagai tuntutan.
Selain GMNI Surabaya Cipayung Plus yang mengikuti demonstrasi yakni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik (PMKRI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), dan Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI).
Ketua DPC GMNI Surabaya Refi Achmad Zuhair mengatakan massa membawa empat tuntutan aksi, yakni menolak penundaan penolakan atau perpanjangan masa jabatan presiden hingga kenaikan sejumlah harga bahan pokok mulai dari BBM, PPN hingga usut mafia minyak goreng.
Soal kenaikan harga BBM, Refi mengatakan naiknya harga jenis Pertamax memicu konsumen Pertamax sebagian beralih ke Pertalite. Sehingga dia meminta pemerintah untuk mengembalikan Pertamax ke harga semula. “Alasan kenaikan Pertamax itu kan dampak dari harga minyak dunia yang naik. Kalau sudah beranjak turun, kembalikan saja ke harga semula,” kata Refi disela aksi di Balai Kota Surabaya, Rabu (13/4/2022).
“Sudah jelas data Pertamina pada awal April lalu, konsumsi Pertalite melonjak 10-15%. Artinya sebagian konsumen Pertamax beralih ke Pertalite,” tambahnya.
Melonjaknya konsumen Pertalite, kata Refi, hukum supply dan demand berlaku. Sehingga kelangkaan Pertalite di beberapa daerah terjadi. “Maka adanya kelangkaan Pertalite akibat naiknya harga Pertamax,” kata Refi.
Pemulihan ekonomi yang belum benar-benar terealisasi, menurut Refi, akan membebani perekonomian masyarakat. Dia meminta Pemerintah tidak tutup mata terkait permasalah ini. “Rakyat tentu sebagian besarnya pengguna Pertalite. Pemerintah tak boleh menutup mata akan hal itu,” tegasnya.
Kurang lebih 1000 aksi massa berkumpul di sekitar Kebun Binatang Surabaya (KBS), yang kemudian bergerak menuju Balai Kota Surabaya. Setelah itu, dilanjutkan ke DPRD Jawa Timur.[ndaa/red]