Dinas Kesehatan Blitar Amankan 357 Mamin dan Produk Obat Tak Layak Konsumsi

246

Blitar, BeritaTKP.Com – Dalam rangka bulan suci ramadhan dan menjelang hari raya idul fitri Dinas Kesehatan (Dinkes) Kab Blitar melakukan sidak makanan dan minuman di sejumlah toko, swalayan dan pasar tradisional di Kabupaten Blitar.

Dan selama empat hari sidak mamin jelang lebaran Dinas Kesehatan (Dinkes) Kab Blitar berhasil menarik peredaran 357 produk makanan dan minuman (Mamin) dan obat-obatan keras berbagai jenis yang tak layak untuk di konsumsi masyarakat.

Kuspardani selaku Kepala Dinkes Kab Blitar mengujarkan sidak dilakukan di 22 kecamatan se Kabupaten Blitar. Dari masing-masing kecamatan, petugas mengambil sampel dari tiga tempat dan Masing-masing kecamatan kita ambil sampel di tiga tempat. Baik itu toko, swalayan ataupun pasar tradisional yang menjadi pusat berbelanja masyarakat di kecamatan itu.

357 Produk yang ditarik tersebut, kata Kuspardani, terdiri dari 230 mamin yang sudah kadaluwarsa, 70 mamin rusak, 50 sampel mamin terindikasi mengandung behan kimia dan 7 merk obat keras yang dijual bebas di pasaran dan setelah disita, dinkes akan memusnahkan obat keras dan produk mamin yang sudah tidak layak konsumsi. Sementara untuk mamin yang terindikasi mengandung zat kimia akan dikirim ke laboratorium kesehatan daerah (Labkesda) Kabupaten Blitar untuk memastikan kandungannya.

“Ada 357 produk yang kita sita, untuk dimusnahkan karena sudah tidak layak konsumsi. Sedangkan 50 sampel yang masih terindikasi mengandung bahan kimia borak dan rodamin dikirim ke laboratorium kesehatan daerah (Labkesda) Kabupaten Blitar,” ujar Kuspardani.

Mengetahui masih tingginya produk mamin tak layak konsumsi yang masih beredar di Kabupaten Blitat, Kuspardani menegaskan pihaknya akan segera memanggil pemilik untuk diberikan sosialisasi dan pembinaan. Dengan harapan ke depannya produk-produk tersebut tidak lagi dijual di pasaran dan pihaknya akan berencana untuk memanggil pemilik toko, maupun produsen yang merupakan warga Kabupaten Blitar untuk sosialisasi dan pembinaan. @Ariwan