Lumajang, Berita TKP.com – Para orang tua warga Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Lumajang, melakukan perjuangan yang besar supaya anak-anak mereka tetap bisa berangkat ke sekolah.
Akibat erupsi dari Gunung Semeru saat ini para orang tua harus menggendong anak-anak mereka menyeberangi aliran lahar Gunung Semeru di Sungai Leprak, baik saat berangkat sekolah maupun pulang sekolah.
Perjuangan ini dilakukan karena Jembatan Limpas sepanjang 200 meter di Desa Jugosari tertimbun material banjir lahar dingin Gunung Semeru. Kondisi ini memaksa warga untuk menghadapi medan berbatu dan aliran air lahar dengan sangat hati-hati.
“Warga terpaksa menggendong anaknya ke sekolah karena jalannya terkena banjir lahar. Dikarenakan medannya berbatu dan air lahar sehingga mereka harus hati-hati,” ujar salah satu orang tua siswa, Mukhlisin.
Bagi para pelajar, menyeberangi aliran lahar bukanlah perkara mudah. Mereka harus mengatasi rasa takut demi tetap bisa menuntut ilmu.
“Perasaannya takut dan gemetar saat menyeberangi aliran lahar, tapi mau gimana lagi demi bisa sekolah,” ungkap Lusiana, salah satu siswa.
Setidaknya, lebih dari 40 siswa yang tinggal di Dusun Sumberlangsep, di seberang sungai, harus melewati aliran lahar Gunung Semeru setiap hari.
“Keinginan warga agar jembatan limpas dapat diperbaiki supaya warga bisa aktivitas kembali,” pungkas Mukhlisin.
Saat ini aktivitas warga menjadi sangat terbatas, maka seluruh warga berharap pemerintah dapat segera mengambil tindakan untuk segera memperbaiki jembatan limpas yang rusak akibat tertimbun material lahar agar para warga bisa beraktivitas kembali seperti biasanya. (sy/red)