Kab Malang, Berita TKP.Com — Imam Zuhdi adalah sebagai anak pertama dari 4 bersaudara dari keluarga miskin, ayahnya hanyalah tamat Sekolah Dasar (SD), Sementara Sang Ibu Lulusan SDTT Alias Sekolah Dasar Tidak Tamat.
“Jika saya sekolah ini itu, ikut training ini itu, ikut kursus ini itu, ikut organisasi ini itu dll, tujuannya adalah Agar Bisa Meningkatkan Kualitas dan Level Kehidupan Saya”, Tutur H. Imam Zuhdi penuh semangat
Bahkan pada umur 32 tahun, takdir membawa H. IMAM ZUHDI menjadi “orangtua” dari keenam adik iparnya karena kedua mertuanya meninggal dan saat kedua mertuanya meninggal, dia satu-satunya anak menantu dan keenam adik iparnya belum ada satupun yang selesei sekolah. Saat itu total adik saya jadi 9, 3 adik kandung dan 6 adik ipar. Baik H. Imam Zuhdi maupun istri sama sama anak sulung.
Takdir itu tidak membuatnya berkecil hati apalagi apatis dan pesimis, “justru saya semakin tertantang dan semangat menerima takdir tersebut dengan penuh syukur dan semangat TANPO SAMBAT” imbuhnya berapi api.
Memang Tidak Mudah, tapi terasa ringan jika kita hadapi dengan tulus, ikhlas dan sabar. Atas takdir itu, H. Imam Zuhdi memiliki pengalaman menguruskan pernikahan kesembilan adiknya dari proses awal hingga mewakili mempelai di acara resepsi pernikahan.
Pengalaman hidup H. Imam Zuhdi yang penuh dengan liku liku menjadikan dirinya merasa memiliki mental yang kuat terutama dalam menghadapi segala bentuk cobaan, ujian, rintangan, tantangan bahkan ancaman sekalipun.
Prinsip hidup saya simpel dan sederhana; ikhtiar maksimal, diakhiri dengan tawwakal plus bersyukur atas apapun nikmat yang diterima dan tidak pernah merisaukan apapun yang belum dicapai.
Karena itu, saran saya kepada siapapun! Bersyukurlah bagi siapapun yang Terlahir dan Dibesarkan dari keluarga yang serba berkecukupan hingga tidak perlu harus berat2 berjuang.
Ketahuilah! Hanya Orang Kufur yang Tidak Mau Bersyukur! Demikian nasehat dan motivasi H. Imam Zuhdi mengakhiri wawancara ini.[ Imam B ]