Surabaya, BeritaTKP.com – Tiga remaja diduga kelompok gangster dihajar hingga babak belur oleh warga Jalan Lebak Timur, Kota Surabaya, lantaran sempat mengancam salah satu warga menggunakan senjata tajam jenis celurit.
Peristiwa amukan massa tersebut terjadi pada Minggu (26/3/2023) kemarin dini hari. Ketiganya tersebut diketahui berasal dari Jalan Bulak Banteng, Kota Surabaya. Mereka telah diamankan oleh Unit Reskrim Polsek Tambaksari. “Benar, ada tiga remaja yang kami amankan. Satu masih berusia 16 tahun,” kata Kapolsek Tambaksari, Kompol Ari Bayu Aji.

Bayu mengatakan, ketiga remaja tersebut telah dilakukan pembinaan. Setelah selesai, ketiganya akan dikembalikan kepada orang tuanya masing-masing. Meski begitu, pengawasan akan terus dilakukan. “Mengingat masih di bawah umur. Tentunya kami akan lakukan proses sesuai SOP, dan yang pasti akan kami lakukan pembinaan terlebih dahulu,” jelasnya.
Sementara itu, Suko Sutrisno (46), selaku salah satu warga Lebak Timur yang turut menangkap ketiga remaja tersebut menceritakan, awalnya ketiga remaja itu terlihat mondar-mandir di sekitar kampung sambil mengendarai motor Honda Beat berwarna oranye.
Warga yang mengetahui, kemudian menegur ketiganya. Namun, teguran itu malah dibalas dengan amarah, dan membuat ketiga remaja ini justru melawan warga. “Awalnya saya tegur, nyari siapa. Karena ketiganya berputar-putar di gang. Malah saya sama warga dilawan. Dipisuhi (dimaki),” ujarnya.
Tak sampai disana, setelah memaki warga, ketiganya tersebut kemudian menunjukkan celurit dan melakukan penyerangan. Karena kaget, Suko bersama temannya lantas memanggil warga yang lain. “Saya reflek, langsung saya panggil warga yang sedang siskamling,” jelasnya.
Warga yang sudah geram, langsung mendatangi ketiga remaja itu untuk diamankan. Namun, bukannya menurut, ketiga remaja itu malah kembali melontarkan kalimat makian kepada sejumlah warga.
Alhasil, ketiga remaja tersebut dihajar hingga babak belur. Bahkan, mereka juga ditelanjangi kemudian diamankan di Balai RW. “Warga gregeten (geram) mas. Ditanya baik-baik malah misuh-misuh (maki-maki). Ya akhirnya dipukuli sama warga,” ungkap Suko. (Din/RED)