Surabaya, BeritaTKP.Com – Pria yang mengaku sebagai polisi kini harus berurusan dengan polisi sebenarnya lantaran ulah memalukan yang dibuatnya. Pria 30 tahun itu melakukannya karena cinta. Sebenarnya pekerjaan Yansen adalah seorang penjual roti keliling. Tetapi karena cinta butanya kepada kekasihnya yang datang dari keluarga terpandang dan berada, Yansen berpura-pura jadi polisi.
“Kami yang mengamankan tersangka atas laporan petugas KUA yang curiga dengan persyaratan dokumen pernikahan tersangka,” Ungkap Kasi Propam Polrestabes Surabaya Kompol Kuncoro
Berawal dari kisah Setahun yang lalu Yansen mulai berpacaran dengan kekasihnya yang baru berumur 20 tahun. Malu dengan pekerjaan aslinya yang hanya sebagai penjual roti keliling, Yansen memutuskan mengubah profesinya menjadi seorang polisi.
Setelah Setahun berpacaran, Yansen kemudian mantap berani melamar kekasihnya. Seorang diri ia melamar kekasihnya dengan datang ke rumahnya di kawasan Sidotopo. Yansen sama sekali tidak memberitahukan bab lamaran ini kepada orang tuanya. Dengan penampilan meyakinkan dan kata-kata manis, lamaran itu disetujui.
Dan pada lamaran itu sekaligus menentukan tanggal pernikahan yakni pada hari Rabu (14/9/2016). Karena mengaku sebagai polisi saat mendaftarkan pernikahan di KUA Simokerto, Yansen pun harus mengurus syarat administrasi pernikahan secara polisi juga. Yansen yang kebingungan akhirnya mengambil jalan pintas membuat surat izin menikah sendiri sebagai syarat menikah secara polisi.
Tindakan tersebut dilakukan oleh Yansen karena kekasihnya berasal dari keluarga terpandang dan berada. Ia takut kekasihnya akan berpaling jika tahu pekerjaan dia sebenarnya. Seragam polisi lengkap dengan atribut serta badge dan tanda kepangkatan pun ia beli.
Warga Nyamplungan, Semampir itu juga mempunyai Kartu Tanda Anggota (KTA) polisi entah ia dapat dari mana. KTA itu tertera bahwa Yansen adalah anggota Polres Sumenep. Dengan penampilannya layaknya seorang polisi sebenarnya berpangkat Brigadir, Yansen ahirnya berhasil mengambil hati kekasih sekaligus keluarganya.
Tak ada penolakan dari KUA, Yansen bisa tenang. Namun pada hari H pernikahan, KUA secara tiba-tiba menolak menikahkan Yansen dan kekasihnya. Semuanya bingung. Akhirnya diputuskan pernikahan tetap dilanjutkan secara agama (siri). Resepsi juga tetap dilangsungkan karena undangan telah disebar.
Dan dengan hati yang senang dan tenang , Yansen duduk berdua di pelaminan yang cukup megah. Padahal yang tidak Yansen sadari, KUA telah melaporkan Yansen ke polisi karena kecurigaan terhadap dokumen polisi sebagai syarat pernikahan. Polisi berniat menangkap Yansen saat itu juga.
“Saya sendiri yang memimpin penangkapan,” kata Kuncoro.
Untuk faktor keamanan, Yansen yang sedianya hendak diamankan sore hari akhirnya akan diamankan malam hari saja, atau saat acara resepsi sudah selesai. Betul saja, begitu resepsi usai Yansen langsung diamankan. Bukannya tanpa perlawanan, Yansen sempat menolak dan memberontak. Namun dia tetap digelandang.
Yansen dicurigai oleh pihak KUA Ternyata surat izin menikah yang diserahkan Yansen ke KUA tidak ada yang benar atau palsu . Surat izin tersebut menyebutkan bahwa pangkat Yansen adalah Aiptu. Padahal pangkat pada baju polisi yang ia kenakan adalah Brigadir. Kop surat izin adalah Polres Sumenep, tetapi stempel yang digunakan adalah stempel Polrestabes Surabaya.
Surat izin menikah yang di bawa oleh yansen tersebut ditandatangani Kapolrestabes Surabaya. Tetapi nama Kapolrestabes bukanlah Kombespol Iman Sumantri yang saat ini sedang menjabat. Surat itu ditandatangani oleh Kombespol Rendra Radita Dewayana yang diaku sebagai Polrestabes Surabaya.
Setelah itu Polisi kemudian mengeler Yansen ke rumahnya. Di kamar Yansen, polisi menemukan berbagai atribut polisi. Propam Polrestabes Surabaya akhirnya menyerahkan kasus ini ke Polsek Simokerto karena tersangka bukanlah polisi sesungguhnya. Diduga ada kemungkinan Yansen menggunakan status polisinya untuk melakukan penipuan yang lain.
“Kami masih mendalami kasus ini. Mungkin tersangka akan kami jerat dengan pasal pemalsuan dokumen,” jelas Kapolsek Simokerto AKP Abdul Karim. @Thes