Nganjuk Berita TKP_Com Di usia yang sudah renta dan hidup di usia senja, membuat kehidupan Sutini (76), sangat memilukan. Warga Kauman, Desa Pacekulon, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk ini hidup sebatang kara di rumah yang sangat tak layak. Namun sayang nenek Sutini ini luput dari perhatian pemerintah.

Apalagi ekonomi di masa pandemi Covid-19 yang melanda Nganjuk beberapa waktu terakhir mulai dirasakan semua lapisan masyarakat. Bahkan di kalangan lansia masyarakat ekonomi menengah ke bawah pun kian terasa dampaknya. Meski tidak tidak ada keluarga sama sekali dengan memutuskan hidup sendirian, kehidupan Sutini kini semakin kelam.

Selama ini, Sutini mengaku hanya mendapatkan bantuan sosial (Bansos) berupa beras 20 kilo di masa pademi dan bahkan, sempat tak mampu memasak beras untuk dimakan setiap harinya.pasalnya keadaanya seperti ini.

Tak hanya kemiskinan, Sutini mengaku sejak ditinggal suaminya terakhir, kesehatannya kian menururun. Ia tidak lagi kuat seperti sebelumnya. Kadang tidurnya di tetangga, nenek kelahiran 1944 itu masih bisa berjualan air di seputaran pasar. Kakinya gemetar setiap kali berusaha untuk berjalan.

Meski kondisinya serba sulit, ia bersikukuh tak mengharap bantuan dari kerabat dan keluarga. Sutini setiap harinya praktis mengandalkan hasil penjualan air yang merupakan kesehariannya, untuk dijual di pasar. Karena Sutini hanya pasrah.

“Kulo niki sadean banyu nang pasar nak, kadang tilem nang tonggo damel sadean di pasar (Saya ini jualan air di pasar mas, terkadang tidur di tetangga untuk dijual di pasar),” tutur Sutini saat ditemui di rumahnya, Kamis (29/10/2020).

Sementara Ketua RW Dusun Kauman,Desa Pacekulon Bashori mengatakan, Sutini sendiri sebenarnya secara administrasi tidak mempunyai KK dan KTP. Hanya saja masyarakat sekitar iba dan dibuatkan tempat untuk beristirahat. Namun, terkadang agak depresi kalau ada orang menjeguknya, kalau bantuan tetap dapat. Ia tak mau menjadi beban, karena dia sendiri bukan warga Dusun sini.

“Mbh Sutini statusnya masih misteri, dia sendiri tidak mau merepotkan siapapun, kadang saya juga bingung, tapi nyatanya hasil dari jualan air walau tidak seberapa ya bisa dibuat makan,” jelasnya saat di konfirmasi dirumahnya. (Muryati/Marta/Kres)