Jakarta, BeritaTKP.com — Ledakan yang mengguncang SMAN 72 Jakarta masih menyisakan tanda tanya besar. Dari hasil penyelidikan sementara, ditemukan fakta mengejutkan: terduga pelaku diduga terinspirasi oleh enam tokoh pelaku aksi teror dunia.
Menurut keterangan PPID Densus 88 Antiteror Polri, AKBP Mayndra Eka Wardhana, nama-nama tokoh tersebut ditemukan tertulis pada senjata laras panjang mainan milik pelaku, yang merupakan pelajar aktif di sekolah tersebut.
“Nama-nama yang tertulis di senjata itu adalah tokoh-tokoh teror global. Mereka diyakini menjadi inspirasi bagi pelaku,” ujar Mayndra dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Selasa (11/11/2025).
Mayndra menyebutkan, dari hasil pemeriksaan sementara, terdapat enam nama yang tercatat dalam senjata mainan tersebut, seluruhnya adalah pelaku aksi kekerasan ekstrem di berbagai negara.
Enam Tokoh yang Menginspirasi Aksi Pelaku
Densus 88 merinci enam nama pelaku teror dunia yang diduga menjadi rujukan pelajar tersebut, antara lain:
- Eric Harris dan Dylan Klebold — pelaku penembakan massal di Columbine High School, Colorado, Amerika Serikat, pada 20 April 1999. Keduanya dikenal menganut paham neo-Nazi atau ekstrem kanan.
- Dylann Storm Roof — pelaku aksi teror bermotif rasial di gereja Charleston, Carolina Selatan, pada 17 Juni 2015. Ia dikenal menganut paham supremasi kulit putih (white supremacy).
- Alexandre Bissonnette — pelaku penembakan masjid di Kota Quebec, Kanada, pada 29 Januari 2017, yang menewaskan enam orang. Ia juga menganut ideologi white supremacy.
- Vladislav Roslyakov — pelaku penembakan massal di Politeknik Kerch, Krimea, pada 17 Oktober 2018, yang terindikasi beraliran neo-Nazi.
- Brenton Tarrant — pelaku serangan teror di dua masjid Christchurch, Selandia Baru, pada 15 Maret 2019. Namanya disebut paling jelas tertulis di senjata pelaku SMAN 72.
- Natalie Lynn “Samantha” Rupnow — pelaku penembakan di Abundant Life Christian School, Madison, Wisconsin, AS, pada 16 Desember 2024. Ia juga diketahui memiliki paham neo-Nazi.
Pelaku Masih Dirawat, Dikenal Tertutup dan Kesepian
Pelaku yang berstatus anak berhadapan dengan hukum (ABH) saat ini masih menjalani perawatan medis akibat luka pasca ledakan. Berdasarkan keterangan sejumlah saksi, pelaku dikenal pribadi tertutup dan cenderung kesepian.
“Pelaku ini bukan berasal dari jaringan teroris mana pun. Namun, dari hasil pemeriksaan awal, ia memiliki ketertarikan mendalam terhadap figur-figur ekstrem,” ungkap Mayndra.
Densus 88 kini terus melakukan pendalaman, termasuk analisis digital terhadap perangkat pelaku, untuk mengetahui sejauh mana keterpaparan ideologi ekstrem tersebut terjadi.
“Kami juga akan berkoordinasi dengan pihak sekolah dan keluarga, untuk memastikan proses rehabilitasi psikologis pelaku dilakukan secara menyeluruh,” tambahnya.
Hingga kini, aparat gabungan TNI-Polri masih melakukan penjagaan ketat di area SMAN 72 Jakarta, guna memastikan keamanan dan kelancaran proses belajar mengajar pascakejadian.(æ/red)





