Gresik, BeritaTKP.com – Seorang pemuda di Menganti, Gresik mengalami nasib yang mengenaskan. Pasalnya kedua kaki pemuda tersebut dipasung dengan menggunakan rantai karena mengalami gangguan jiwa. Pemuda tersebut bernama Sanju (20), warga Pengampon, Menganti, Gresik yang dirantai kakinya sejak Oktober 2024 karena ia sering mengamuk hingga merusak rumah.

Bermula sejak ditinggal ibunya, saat itu Sanju hanya tinggal bersama ayah dan saudaranya. Pihak keluarga sudah beberapa kali berusaha membawanya berobat ke Rumah Sakit Jiwa, namun hasilnya masih kurang maksimal. Saat dirumah dia masih sering mengamuk dengan merusak perabotan dan membuat warga masyarakat di kampungnya merasa terganggu hingga melaporkan hal tersebut ke polisi.

Setelah mendapat laporan dari warga, Kapolres Gresik AKBP Rovan Richard Mahenu langsung mendatangi ke lokasi untuk melihat kondisi Sanju. Saat melihat kondisi pemuda tersebut yang kakinya dipasung dengan rantai, AKBP Rovan langsung melepaskan rantai di kaki yang selama ini membelenggu pergerakan Sanju.

“Saat mendapat informasi terkait warga masyarakat yang mengalami gangguan jiwa (ODGJ) kami langsung mendatangi dan melepas rantai di kakinya,” kata Kapolres Gresik AKBP Rovan Richard Mahenu, Senin (17/2/2024).

AKBP Rovan menjelaskan, dari hasil keterangan keluarga, Sanju telah mengalami gangguan jiwa sejak 4 tahun lalu. Diduga kuat, penyebab gangguan jiwa Sanju muncul dua tahun setelah ibunya meninggal.

“Dalam keterangan keluarga, menjelaskan bahwa dua tahun sejak ibunya meninggal adik kita ini mengalami gangguan jiwa. Kondisinya sangat memprihatinkan, makanya kita bantu lepas rantainya dan memberikan pengobatan,” jelas AKBP Rovan.

Untuk itu, pihak polisi telah berkoordinasi dengan yayasan milik Ipda Purnomo Polisi baik di Lamongan. Dengan harapan, bisa berobat di yayasan tersebut, Sanju bisa pulih dan menjalani aktivitas seperti remaja lainnya.

“Kami akan membawa Sanju, untuk kami ajak dan bawa berobat ke yayasan milik Pak Purnomo di Lamongan,” ujar AKBP Rovan.

Sementara itu, Ipda Purnomo, Ketua Yayasan Berkas Bersinar Abadi yang menyaksikan pelepasan Sanju menceritakan moment haru saat dirinya membawa Sanju pergi dari kampungnya.

“Semua warga ikut menangis haru saat melihat Sanju berpamitan dengan memeluk bapak kandungnya sambil meneteskan air mata dan terdengar suara menangis,” kata Ipda Purnomo.

Tidak hanya Ipda Purnomo dan keluarga Sanju yang terharu menyaksikan kepergiannya, seluruh warga pun ikut terharu menangis ikut mengantarkan Sanju pergi ke Rumah Yayasan milik Ipda Purnomo di Kecamatan Babat, Lamongan. Bahkan, sebelum Sanju masuk mobil, tiba-tiba Sanju memeluk Kapolres Gresik AKBP Rovan Richard Mahenu.

“Seolah dia tau dan berucap terima kasih sudah menolong melepas rantai yang selama ini mengikat kedua kakinya,” pungkas Ipda Purnomo.  (sy/red)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here